Connect with us

Headline

Dalam 3 Tahun Ansar Ahmad Mampu Pasang 11.838 BPBL Gratis dan 7 Pulau Nyala 24 Jam

redaksi.kabarbatamnews

Published

on

Img 20240913 Wa0287
Gubernur Kepri H. Ansar Ahmad.

Oleh: Suyono Saeran

Program Kepri Terang yang digagas oleh Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad yang bekerja sama dengan PT PLN (Persero) dan swasta untuk melakukan pembangunan pembangkit dan jaringan listrik yang berbasis desa dan pulau, mampu menaikkan angka elektrifikasi di Kepulauan Riau.

SAMPAI akhir tahun 2021 rasio elektrifikasi Kepulauan Riau baru mencapai 94,5 persen. Dengan Program Kepri Terang angka rasio elektrifikasi Kepri mengalami kenaikan signifikan. Hal ini terbukti sampai akhir tahun 2023 rasio elektrifikasi Kepri mencapai 97,99 persen.

Ansar Ahmad selama 3,5 tahun kepemimpinannya memang menaruh perhatian serius soal penyediaan pembangkit dan jaringan listrik bagi masyarakat desa, pulau dan wilayah di perbatasan. Dari awal kepemimpinannya tahun 2021 sampai tahun 2024 ini sudah 11.838 rumah tangga yang mendapat bantuan pasang baru listrik (BPBL) secara gratis.

Dari jumlah itu 2.356 BPBL dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), 4.931 BPBL dibiayai dari APBN dan 4.551 BPBL yang dibiayai oleh CSR (corporate social responsibility) dari perusahaan-perusahaan yang berada di Kepulauan Riau.

Tidak hanya itu, Ansar Ahmad melalui Program Kepri Terang juga menjadikan beberapa pulau dan desa yang sebelumnya hanya dialiri listrik kurang dari 11 jam bisa menjadi 24 jam. Beberapa desa dan pulau tersebut diantaranya Tanjung Kumbik yang sebelumnya hanya 14 jam menjadi 24 jam teraliri listrik PLN. Hal yang sama juga di Desa Mantang, Pulau Pangkil, Pulau Buluh, Pulau Karas, Pulau Dendun dan Pulau Nguan. Masyarakat yang tinggal di desa dan pulau-pulau tersebut sudah bisa menikmati listrik selama 24 jam setelah puluhan tahun mereka hanya mampu menikmati listrik tidak lebih dari 14 jam dalam sehari.

Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau di bawah kepemimpinan Ansar Ahmad memang berkomitmen bagaimana seluruh wilayah Kepri terang benderang. Untuk itu kolaborasi dengan PT PLN (Persero) dan pihak swasta terus ditingkatkan agar sampai akhir tahun 2025 hampir seluruh pulau di Kepri yang berpenghuni bisa teraliri listrik PLN.

Dari data yang dirangkum Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemprov Kepri, saat ini jumlah pulau yang dihuni masyarakat ada 394 pulau. Dari jumlah itu 334 pulau sudah teraliri listrik dan 50 pulau belum terjangkau oleh jaringan listrik PLN. Sebanyak 50 pulau yang belum teraliri listrik tersebut tersebar di Batam, Karimun, Lingga dan Kabupaten Kepulauan Anambas. Kalau pun sudah teraliri listrik sifatnya hanya swadaya dari masyarakat.

Pemerintah pusat sendiri melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong rasio elektrifikasi di semua daerah terus mengalami kenaikan dengan berbagai program penyediaan tenaga kelistrikan yang disinergikan dengan pemerintah provinsi, kabupaten dan kota. Menurut Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, sampai tahun 2025 pihaknya telah memprogramkan untuk listrik desa sebanyak 85.000 pelanggan di 1.092 desa yang ada di Indonesia.

Komitmen PT PLN (Persero) dalam menghadirkan listrik ke pulau dan desa tetap kuat meski harus dihadapkan pada persoalan tantangan aksesibilitas, geografis dan kondisi rawan keamanan maupun konflik sosial. Sehingga target pembangunan energi kelistrikan yang merata dan berkualitas serta menyentuh ke semua wilayah Indonesia bisa tercapai.

Termasuk persoalan kelistrikan di beberapa wilayah dan pulau di Provinsi Kepulauan Riau. Pemerintah pusat melalui PT PLN (Persero) yang bersinergi dengan Pemprov Kepri juga tengah menjalankan program “Menjahit Pulau” dengan listrik. Menurut Direktur Distribusi PT PLN (Persero) Adi Priyanto, persoalan program Menjahit Pulau tidak mudah terutama untuk pemasangan jaringan di bawah laut.

Tetapi berkat bantuan dan semangat Gubernur Ansar Ahmad yang menginginkan program Menjahit Pulau yang bersinergi dengan Program Kepri Terang bisa berhasil, akhirnya perijinan dari Kementerian Perhubungan persoalan pemasangan jaringan bawah laut akhirnya bisa didapat.

“Pak Ansar memang luar biasa. Berkat bantuan beliau seluruh perijinan pemasangan kabel bawah laut di Kepri bisa dengan mudah kita dapatkan. Kami atas nama PT PLN (Persero) mengucapkan terima kasih sehingga program Menjahit Pulau di Kepri bisa berhasil dengan baik,” ujar Adi Priyanto.

Dengan terpasangnya jaringan dan mesin pembangkit listrik di desa-desa dan pulau, makin meneguhkan bahwa urusan listrik bukan an sich monopoli masyarakat perkotaan. Urusan listrik harus menjadi sebuah sarana strategis bagaimana program pembangunan dilaksanakan menggunakan prinsip-prinsip keadilan.

Langkah pemerintah menghadirkan energi listrik di desa-desa dan pulau harus menjadi sebuah momentum tentang komitmen bagaimana menjadikan desa-desa dan pulau makin bercahaya. Cahaya dalam artificial makin sejahtera, makin berdaya, makin mandiri dan tidak teraleneasi dari gemerlapnya lampu-lampu pembangunan yang berwarna-warni.

Persoalan realisasi program Kepri Terang tentu saja bukan hanya mengenai urusan penerangan, melainkan juga keberadaan dan kecukupan energi kelistrikan. Kecukupan energi listrik menjadi salah satu faktor yang menentukan suatu daerah dalam menggerakkan potensi ekonominya. Jika pasokan energi listrik cukup, maka masyarakat akan semakin produktif dan taraf hidup masyarakat ikut meningkat.

Ketersediaan energi listrik merupakan salah satu sumber daya yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Selain untuk penerangan, listrik juga menjadi energi penggerak air, komputer, jaringan telekomunikasi, dan lain-lain. Tanpa listrik, masyarakat akan mengalami kesulitan untuk bekerja, belajar atau beribadah. Untuk itu program Kepri Terang merupakan salah satu solusi untuk kemajuan Kepulauan Riau ke depan.

Bagi kita yang sudah menikmati manfaat listrik, mari kita optimalkan dayagunanya dengan menjadi individu-individu yang produktif dan dapat memberikan kontribusi bagi daerah, bangsa dan Negara. Namun jangan lupa untuk tetap hemat energy, demi kelangsungan elektrifikasi dan negeri yang kita cintai.

***Penulis adalah Anggota Tim Percepatan Pembangunan Provinsi Kepulauan Riau

Advertisement

Trending