Connect with us

Headline

Monumen Bahasa Nasional di Pulau Penyengat Siap Dibangun, Gubernur Ansar Minta Masukan Semua Pihak

Published

on

598fab75284d09a440f4e7c077921b44
Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad memimpin rapat pemaparan Detail Engineering Design (DED) pembangunan Monumen Bahasa Nasional Pulau Penyengat di Gedung Daerah, Tanjungpinang, Jumat (3/10) malam.

Tanjungpinang, Kabarbatam.com — Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad memimpin rapat pemaparan Detail Engineering Design (DED) pembangunan Monumen Bahasa Nasional Pulau Penyengat di Gedung Daerah, Tanjungpinang, Jumat (3/10) malam.

Rapat ini menjadi momentum penting dalam menyatukan pandangan berbagai pihak untuk memastikan pembangunan monumen berjalan matang dan bermakna.

55c48e12ce91ae6c175623388e7f0bd7

Turut hadir Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepri Raja Al Hafiz, para kepala OPD, tokoh masyarakat, akademisi, serta sejumlah stakeholder terkait. Pemaparan DED dilakukan oleh Konsultan PT. Saranabudi Prakarsa Ripta KSO PT. Mirazh Internasional Consultant, yang mencakup konteks kawasan, desain siteplan, rancangan bangunan, hingga tampilan perspektif dan animasi.

9537f270a896496986d8c982c30c50d7

Gubernur Ansar menyampaikan bahwa forum ini digelar sebagai ruang terbuka untuk menerima masukan konstruktif. “Kita sengaja mengundang semua pihak agar pembangunan monumen ini benar-benar matang. Semua saran tadi sangat mendasar dan akan kami tindak lanjuti. Saya minta Dinas PUPR bersama konsultan menyempurnakan desain berdasarkan masukan malam ini,” ujarnya.

Gubernur juga menegaskan pentingnya belajar dari pengalaman masa lalu agar proses pembangunan tidak mengalami hambatan. “Kita harus jaga betul agar tidak terulang seperti pembangunan yang sempat batal. Ini ide besar yang saya lanjutkan dari pendahulu. Mari kita kawal bersama agar cita-cita mempertegas bahwa cikal bakal Bahasa Indonesia berasal dari Kepri dapat diwujudkan melalui Monumen Bahasa ini,” tegas Ansar.

Acf62b98116442f576b338a8d9919c8d

Berbagai pihak memberikan pandangan penting dalam pemaparan DED tersebut.

Kepala Balai Pelestarian Budaya Wilayah IV, Jumhari, menyatakan dukungan penuh Kementerian Kebudayaan. “Tugu Bahasa tidak hanya simbolis, tapi juga harus memberi manfaat kepada masyarakat, dengan tetap memperhatikan aturan dan norma cagar budaya,” ujarnya. Ia juga berharap tim ahli cagar budaya dan kementerian terkait dapat memberi dukungan sarana dan prasarana.

E30f19e7bdfce1544ce9a89b14c1f60c

Dari Balai Penataan Bangunan Prasarana dan Kawasan Provinsi Kepri, perwakilan Satker Pelaksanaan Cipta Karya menyoroti pentingnya perhitungan kebutuhan listrik dalam desain agar proses pembangunan lebih komprehensif.

Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Kepri, Abdul Malik, mengingatkan bahwa gagasan pembangunan monumen ini telah lama bergulir.

“Tahun 2009 kita datangkan pakar, dilanjutkan seminar pada 2010, semua merekomendasikan perlunya monumen yang mengabadikan jejak Raja Ali Haji dan peran Pulau Penyengat sebagai asal muasal Bahasa Indonesia. Negara lain seperti Turkmenistan bahkan sudah mendirikan monumen Raja Ali Haji. Dunia menghargai, saatnya kita juga menunjukkan kepedulian terhadap bahasa dan budaya kita sendiri,” tuturnya.

886ecfa7973772cad6c5b6fe5a1be3ca

Perwakilan STISIPOL Tanjungpinang, Zamzami, menambahkan pentingnya pelibatan masyarakat. “Secara filosofi tidak ada masalah. Namun, karena monumen ini merupakan struktur baru di Pulau Penyengat, perlu melibatkan lebih banyak stakeholder agar tidak ada penolakan setelah pembangunan selesai,” ucapnya.

Pembangunan Monumen Bahasa Nasional Pulau Penyengat ini diharapkan menjadi simbol kebanggaan masyarakat Kepri sekaligus pengingat sejarah penting lahirnya Bahasa Indonesia dari Bahasa Melayu. (ron)

Advertisement

Trending