Connect with us

Batam

Kadin Kepri Serukan Rembug Merumuskan Terobosan dan Upaya Taktis Hadapi Resesi Ekonomi 2023

redaksi.kabarbatamnews

Published

on

img 20221121 132016
Ketua Kadin Kepri Akhmad Ma'ruf Maulana.

Batam, Kabarbatam.com – Resesi ekonomi yang melanda sejumlah negara, termasuk Indonesia, pada 2023 mendatang mendapat respons dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Kepri.

Resesi ekonomi justru menjadi tantangan bagi negara maupun daerah, dan juga pelaku usaha untuk melakukan berbagai upaya meminimalisir dampak resesi tersebut.

Hal itulah yang coba dilakukan Kadin Kepri, yang dinakhodai Akhmad Maruf Maulana. Bagi pria yang akrab disapa Ma’ruf, resesi ekonomi akan menjadi tantangan bagi daerah agar merumuskan berbagai hal untuk mencegah dampak yang kemungkinan akan ditimbulkan dari resesi 2023.

Owner Wiraraja Group ini mengatakan, ini momentum yang baik untuk berembug, mencari solusi dan merumuskan langkah-langkah menghadapi resesi ekonomi.

“Kamar Dagang dan Industri Provinsi Kepulauan Riau mengajak tujuh kepala daerah kabupaten/kota di Kepri untuk berembug dan merumuskan langkah-langkah taktis dalam menghadapi potensi dampak resesi global tahun 2023 mendatang,” ujarnya. m

Ma’ruf menegaskan, saatnya semua stakeholder duduk bersama memikirkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi pada tahun depan dengan merumuskan langkah-langkah antisipatif. “Termasuk membuat terobosan ekonomi di daerah masing-masing,” tegasnya.

“Dampak resesi ini sudah pasti akan menghantam sektor riil yang artinya perusahaan bisa saja melakukan pemutusan hubungan kerja. Kami khawatir jangan sampai ini terjadi,” ujarnya.

Pemerintah daerah di 7 kabupaten/kota, termasuk Pemprov Kepri harus saling bersinergi menyikapi hal ini.

“Kolaborasi antara pemda dengan pemangku kepentingan, dalam hal ini pelaku usaha harus dilakukan. Perlu duduk bersama bahas program unggulan agar ekonomi Kepri semakin tumbuh berkembang,” ujarnya kemarin.

Dengan begitu, perekonomian Kepri yang terus tumbuh diharapkan dapat meminimalisir dampak resesi tersebut.

“Jika kondisi (resesi) ini terjadi maka dampaknya akan ada pengurangan karyawan dan akan menambah jumlah pengangguran di Batam yang sudah mencapai angka 9%.,” tuturnya.

“Situasi ini sangat dilematis bagi industri. Karena secara fundamental ekonomi kita masih kuat. Tapi ekonomi kita juga dipengaruhi oleh situasi global.” kata Makruf.

Tanda-tanda krisis sudah mulai terlihat di Jabar dan Jateng, dimana industri sepatu dan garmen sudah mulai melakukan PHK dan tutup produksi karena turunnya permintaan ekspor dari AS, Eropa, dan China.

Ketiga negara tujuan ekspor utama ini, sambung Ma”ruf, juga menjadi andalan industri Kepri. “Bisa dibayangkan jika produk manufaktur Kepri juga merosot maka bukan tidak mungkin industri di Kepri terutama Batam juga akan melakukan pengurangan produksi.

“Batam khususnya dan Kepri pada umumnya mesti mengantisipasi hal ini, karena ketiga negara tersebut menjadi andalan industri di wilayah kita. Maka, perlu ada terobosan dalam upaya menghadapi resesi ekonomi tersebut,” pungkasnya. (war)

Advertisement

Trending