Connect with us

Headline

Berkunjung ke Sei Nyirih, Tokoh Masyarakat: Hanya Pak Isdianto yang Datang Melalui Jalur Laut

akhlilfikri

Published

on

F117280512
Isdianto berkunjung dan silaturahmi dengan masyarakat Sei Nyirih, Kelurahan Kampung Bugis, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang.

Tanjungpinang, Kabarbatam.com – Calon Gubernur Kepri nomor urut 2, Isdianto terlihat sedih saat masyarakat Sei Nyirih, Kelurahan Kampung Bugis, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang mengaku jarang diperhatikan oleh pemerintah setempat.
Hal itu diutarakan oleh tokoh masyarakat Sei Nyirih, Kaharudin saat Isdianto mengunjungi kampung mereka.
“Kami ini tempatnya terpencil dan terisolir Pak, secara administratif kami masuk di Kota Tanjungpinang. Namun, kami jarang diperhatikan,” ujar Kaharudin kepada Isdianto, Minggu, (8/11/2020).
Kaharudin melanjutkan, jika selama ini untuk mengurus administrasi sangat sulit. Salah satunya dalam mengurus sertifikat tanah dilokasi tersebut.
“Saat kita datang ke Kantor Pertanahan (Badan Pertanahan Nasional) mereka layani kita. Bahkan mereka turun juga ke lokasi kita. Cuma kendalanya, status kita ini. Alasannya wilayah kita masih belum jelas, apakah masuk Kota Tanjungpinang atau Kabupaten Bintan. Intinya batas wilayah gitu pak,” tegas Kaharudin.
Kemudian, Kaharudin juga salut kepada Isdianto yang mengunjungi mereka menggunakan jalur laut, sehingga dapat secara detail melihat kondisi kampung mereka.
“Cuman pak Isdianto yang datang menggunakan pompong. Yang lain datang lewat darat. Kalau pakai jalur laut, bapak secara detail bisa lihat kekurangan kampung kita ini. Salah satunya kita ini tidak ada dermaga,” tutur Kaharudin.
Maka dari itu, Kaharudin meminta agar kedepannya Isdianto dalam memimpin Provinsi Kepri harus melihat seluruh daerah, jangan ada suatu daerah yang di “anak tirikan”.
“Kalau memimpin itu harus adil. Harus hilangkan anak tiri pak. Semua itu anak kandung kalau bapak terpilih. Percayalah, kalau bapak adil nantinya masyarakat mencintai bapak. Sama halnya ketika almarhum Ayah Sani, beliau dicintai rakyatnya, makanya masyarakat terpukul ketika Ayah Sani meninggal,” kata Kaharudin.
Sementara itu, Isdianto mengaku jika selama perjalanan menuju Sei Nyirih ada beberapa yang perlu menjadi catatan yang harus segera dikerjakannya.
“Sudah saya catat apa yang harus dibenahi disini. Untuk masalah tanah, nanti itu tugas utama saya. Saya tidak ingin masyarakat disini tidak ada sertifikat tanah,” ujar Isdianto.
Isdianto bangga dengan masyarakat Sei Nyirih, dengan keterbatasan mampu hidup secara bergotong royong dan jarang mengeluh.
“Saya jamin, kesejahteraan masyarakat yang utama. Kita tidak ingin ada kesenjangan di Provinsi Kepri,” pungkasnya. (Atok)

Advertisement

Trending