Connect with us

Batam

Beroperasi 24 Jam, Proyek Pemotongan Bukit Belakang KPLI-B3 Kabil Ancam Keselamatan Warga

Published

on

Img 20250814 wa0129
aktivitas cut and fill persis di belakang Kawasan Pengelolaan Limbah Industri-B3 (KPLI-B3) Kelurahan Kabil, Kecamatan Nongsa.

Batam, Kabarbatam.com – Keberadaan aktivitas cut and fill persis di belakang Kawasan Pengelolaan Limbah Industri-B3 (KPLI-B3) Kelurahan Kabil, Kecamatan Nongsa meresahkan masyarakat Kabil.

Bukan tanpa sebab, hal itu dipicu karena aktivitas hilir mudik dump truk roda 10 bermuatan tanah berasal dari lokasi itu, berlangsung selama 24 jam. Ironinya lagi, dump truk ini juga melaju ugal-ugalan di jalan raya tanpa sedikitpun memikirkan keselamatan berlalu lintas.

“Hilir mudik dump truk muatan tanah berasal dari pemotongan bukit persis belakang KPLI-B3 Kabil sudah sangat mengganggu kenyamanan masyarakat. Mereka beroperasi selama 24 jam nonstop, tanpa berfikir kalau kegiatan tersebut menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan ketentraman masyarakat,” ujar Fandi, warga setempat, Kamis (14/8/2025).

Informasi yang diperoleh wartawan, proyek tersebut telah berlangsung sejak lama. Puluhan dump truk roda 10 dan alat berat ekskavator dikerahkan untuk meratakan bukit di belakang KPLI-B3 Kabil.

“Sudah lama mereka beroperasi pak. Tanah yang dihasilkan dari bukit itu, diduga di komersilkan untuk kepentingan proyek penimbunan di salah satu wilayah Batam,” ungkapnya.

Dampak Lingkungan

Aktivitas pemotongan bukit di belakang KPLI-B3 Kabil tersebut jelas menimbulkan dampak lingkungan yang signifikan. Genangan lumpur di jalan raya Kabil di kala musim penghujan tiba, jadi ancaman serius bagi masyarakat terkhusus pengguna jalan.

“Lihat lah sekarang, setiap kali hujan tiba, jalan raya Kabil berubah menjadi berlumpur dan berpotensi membahayakan pengguna jalan. Selain itu, jalan raya di sini pun sudah banyak yang rusak dan bergelombang akibat ulah dump truk tersebut.

Img 20250814 wa0128

Padahal, jalan raya ini merupakan akses utama menuju Tanjungpinang yang kerap dilalui warga ataupun pejabat di Kepri yang hendak menuju ibukota provinsi,” tutur Fandi.

Meski berulang kali masyarakat Kabil menyuarakan, pemerintah setempat maupun instansi yang berwenang belum menyikapi dengan serius keluhan ini. Minimal mengingatkan pelaku usaha agar memperhatikan keselamatan pengguna jalan di jalan raya, membersihkan jalan yang berdebu, becek, dan sopir truk tidak ugal-ugalan.

“Faktanya, sampai sekarang aktivitas di lokasi masih berjalan meski sudah menimbulkan dampak bagi lingkungan sekitar. Mungkin, tunggu ada korban jiwa kali ya,” jelasnya.

Tanggapan pihak Kelurahan setempat

Menanggapi keluhan warga, Lurah Kabil Subhan Joni menyebut bahwa pihaknya telah berulang kali meminta pengelola lokasi untuk memperhatikan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh dump truk pengangkut tanah.

“Terkait kebersihan jalan, kita sudah mengingatkan agar betul-betul dijaga. Walaupun di wilayah itu tidak ada penduduknya, tetapi kendaraan pekerja lalu lalang di sana dan harus diingatkan terus para sopirnya agar hati-hati,” sebut Subhan Joni.

Soal legalitas perizinan

Selain menimbulkan keresahan masyarakat, informasi yang diperoleh, aktivitas pemotongan bukit di belakang KPLI-B3 Kabil diduga belum mengantongi izin Amdal, UKL dan UPL dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) serta izin Cut and Fill BP Batam.

“Kalau soal perizinan yang mereka miliki kami tidak mengetahui,” ucap Subhan Joni.

Hingga berita ini diterbitkan, awak media masih berupaya melakukan konfirmasi kepada pihak Badan Pengusahaan (BP) Batam serta pihak terkait lainnya perihal aktivitas cut and fill di belakang KPLI-B3 Kabil. (Atok)

Advertisement

Trending