Connect with us

BP Batam

BP Batam dan FKPD akan ‘Panen’ Eceng Gondok di Waduk Duriangkang, Bisa Diolah Jadi Pupuk Organik

redaksi.kabarbatamnews

Published

on

F20292864

Batam, Kabarbatam.com– Badan Pengusahaan (BP) Batam akan menyelesaikan permasalahan eceng gondok di Waduk Duriangkang, Kota Batam. Eceng gondok hampir menutupi sebagian waduk atau tumbuh 180 hektare di permukaan waduk seluas 2.300 hektare tersebut.
Sekadar diketahui, Waduk Duriangkang merupakan waduk terluas di Batam. Waduk ini menyuplai 70 persen kebutuhan air masyarakat Batam. Untuk tetap menjaga ketersediaan air di Batam, BP Batam bersama FKPD, TNI dan Polri akan membersihkan waduk tersebut dari eceng gondok.
Hal tersebut diputuskan dalam rapat koordinasi Upaya Pembersihan Eceng Gondok di Waduk Duriangkang bersama TNI-Polri dan FKPD Kota Batam, Jumat (22/11/2019). Juga hadir dalam rapat tersebut, Prof Gadis Sri Haryani dari Pusat Penelitian LIMNOLOGI LIPI. 
Prof Gadis mengungkapkan, eceng gondok yang saat itu tumbuh dan menyebar di Waduk Duriangkang harus segera ditangani. Jangan menunggu sampai terus berkembang sehingga sulit diatasi.
“Untuk menyelesaikannya tidak cukup pada permukaan waduknya, tetapi juga pada bagian hulunya dan juga di daerah tangkapan air Waduk Duriangkang,” ujar Gadis, di Gedung Marketing BP Batam.
Gadis mengatakan, Waduk ini merupakan sumber tunggal karena menyuplai 70 persen kebutuhan air bagi masyarakat. Oleh karena itu fungsi utama ini harus menjadi tujuan utama menjaga ketersediaan air di waduk. 
Dalam mengatasinya, kurang dari 10 persen dari total luasan waduk. sehingga tidak cukup hanya di bagian tepi yang dibersihkan tetapi juga di bagian tengah. “Untuk mengangkat semuanya tentu membutuhkan alat,” ungkapnya. 
Gadis menyarankan agar penanganan eceng gondok di Waduk Duriangkang harus diatasi dari hulu sampai hilir. Mengapa bisa tumbuh, karena ada tempat bagi eceng gondok berkembang dari daerah tangkapan air. 
“Makanya daerah tangkapan air ini harus dijaga. kalau dibiarkan maka eceng gondok mudah berkembang,” ujarnya. 
Gadis menambahkan, eceng gondok kalau terlalu banyak di permukaan waduk akan menyebabkan terjadinya penguapan. Tanaman ini akan bertransparasi. Penguapannya rata-rata bisa mencapai 2 kali hingga 13 kali. 
“Kalau waduk ini hanya mengandalkan curah hujan dan tidak ada sumber air lainnya, maka air di waduk akan surut. Sehingga berdampak pada ketersediaan air di waduk itu sendiri,” paparnya.  
Apabila seluruh eceng gondok diangkat dan dipanen, maka tetap harus dirawat karena eceng gondok juga bermanfaat bisa menjadi pupuk. 
Tanaman tersebut, sambung Gadis, dapat diolah dengan alat pencacah lalu digunakan sebagai pupuk cair atau organik. Pupuknya bisa digunakan untuk tanaman kota dan lebih murah. 
Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Waduk BP Batam Hadjad Widagdo, mengatakan, teknis pembersihan waduk dari eceng gondok akan melibatkan tim terpadu dan diback-up oleh jajaran TNI-Polri.
“Kami akan melaksanakan goro bersama dengan para FKPD, BP Batam dan Pemko Batam, para FKPD, dibantu TNI-Polri. Selain itu kami juga akan mengerahkan alat untuk mengangkat eceng gondok,” ungkapnya.
Hadad menargetkan, pada awal tahun 2020 goro bersama tersebut dilaksanakan untuk membersihkan secara signifikan waduk dari eceng gondok. 
“Kalau pun pada tahap awal belum seluruhnya dibersihkan, minimal kita bisa membersihkan waduk secara signifikan. Dan tahap selanjutnya seluruhnya bisa kita bersihkan dan tak ada lagi eceng gondok,” ujarnya. (aan)

Advertisement

Trending