Connect with us

Batam

Dialog Terbuka “Kebudayaan dan Identitas” Diapresiasi Berbagai Elemen Masyarakat

redaksi.kabarbatamnews

Published

on

Img 20230616 Wa0012
Tamu undangan dan pembicara Dialog Terbuka 'Kebudayaan dan Identitas" yang diselenggarakan Gebrak Kota Batam di Bandung Resto, Kota Batam.

Batam, Kabarbatam.com – Dialog Terbuka bertema “Kebudayaan dan Identitas” yang diselenggarakan Gerakan Bersama Rakyat (Gebrak) mendapat apresiasi dari berbagai kalangan masyarakat.

Dialog yang berlangsung di Bandung Resto, Kamis (15/6) sekitar pukul 18.30 WIB ramai dihadiri warga. Warga yang hadir datang dari berbagai kalangan. Kursi-kursi yang disediakan oleh panitia terisi penuh, nyaris tak ada yang kosong.

Ketua LSM Gebrak Kota Batam, Agung Widjaja, menyampaikan rasa terima kasihnya atas antusiasme masyarakat yang hadir di acara dialog terbuka “Kebudayaan dan Identitas”.

Ketua LSM Gebrak Kota Batam Agung Widjaja.

“Tema ini menarik untuk kita angkat, agar dapat menambah khazanah berpikir kita tentang Kebudayaan dan Identitas di tengah perabadan manusia saat ini,” ujarnya.

“Hadir di tengah-tengah kuta, Prof. Dr. Yusmar Yusuf, seorang filsuf, yang juga budayawan Melayu, dan juga seorang Guru Besar UNRI, yang akan memperkaya wawasan kita akan Kebudayaan dan Identitas,” sambungnya.

Anggota DPRD Provinsi Kepri Sirajuddin Nur berkesempatan memberikan sambutan dalam acara tersebut. Ia menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan kegiatan dialog terbuka yang mengusung tema tentang Kebudayaan dan Identitas.

Anggota DPRD Kepri Sirajuddin Nur.

“Ini menarik, karena kita melihat sangat jarang ada kegiatan yang mengusung tema tentang Kebudayaan dan juga Identitas. Patut kita apresiasi. Terima kasih kepada Bang Uba Ingan Sigalingging, rekan saya di Komisi IV DPRD Kepri yang telah menginisiasi acara ini,” ungkap Sira, sapaan akrabnya

Ia mengatakan, dialog tentang kebudayaan menarik untuk diikuti dan didiskusikan bersama. “Otak kita perlu dirangsang untuk berpikir tentang hal-hal seperti ini (budaya dan identitas), agar memperluas cakrawala berpikir kita akan kebudayaan dan juga identitas.”

“Apalagi telah hadir bersama kita di sini, Prof Yusmar Yusuf, seorang filsuf dan juga budayawan Melayu. Beliau seorang budayawan Melayu yang kita banggakan, beliau terus mendedikasikan dirinya untuk kemajuan perabadan kebudayan Melayu,” ujarnya.

“Untuk Gebrak Kota Batam terima kasih, dan terus maju, terss memberikan warna di tengah masyarakat Batam. Kegiatan yang diadakan Gebrak hari ini sangat kita rindukan,” tambah Sira.

Juramadi Esram, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri yang juga didaulat memberikan sambutan menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan ini.

“Dari awal saya termasuk pecinta kebudayaan. Begitu dengar ada undangan dialog terbuka tentang Kebudayaan dan Identitas, saya langsung ingin hadir,” ujar Juramadi Esram.

Alumnus Filsafat UGM ini hadir sekakigus mewakili Gubernur Kepri Anaar Ahmad yang berhalangan hadir. “Kami mengapresiasi kegiatan seperti ini di tengah pesatnya Batam sebagai kota industri. Kami berharap kemajuan Batam juga dibarengi dengan kemajuan kebudayaanya,” ujar Juramadi.

Pihaknya juga mengapresiasi Anggota Komisi IV DPRD Batam Uba Ingan Sigalingging yang telah menginisiasi acara dialig terbuka mengangjat tema Kebudayaan dab Identitas

“Kegiatan seperti ini akan kami masukkan dalam program kegiatan kami. Meski anggaran terbatas, namun kegiatan-kegiatan seperti ini sangat positif untuk diselengarakan'” pungkas Juramadi.

Menariknya, dialog terbuka ini juga dimeriahkan oleh pembacaan puisi yang dibacakan oleh budayawan Samson Rambah Pasir. Suasana seketika hening. Yang terdengar adalah lantunan-lantunan puisi yang diiringi gemericik alunan musik.

Samson Rambah Pasir.tampil membacakan puisi.

Sesekali bangunan Bandung Resto serasa bergetar tatkala suara Samson sedikit menggelegar membacakan lantunan puisi di depan minbar.  Salah satu puisi yang sangat terkenal di kalangan budayawan, filsuf dan para aktivis yang dibacakan oleh Samson Rambah Pasir adalah ‘Tanah Air Mata” karya Sutardji Colzoum Bahri.

Sedankan puisi pertama “Melayu Merdeka” merupakan karya Samson yang ia bacakan diawal.

“Terima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh panutia. Di sini ada Prof Dr Tusmar Yusuf. Beliau adalah guru sekaligus mentor saya. Juga terima kasih kepada Gebrak dan Uba Ingan Sigalingging yang sudah menginisiasi acara ini,* ujar Samson.

Setelah pembacaan puisi, dilanjutkan pada acara inti yakni Dialog Terbuka Kebudayaan dan Identitas dengan menghadirkan pembicara Prof. Dr. Yusmar Yusuf dan Aktivis yang juga Anggota DPRD Provinsi Kepri Uba Ingan Sigalingging. Dialog ini dipandu oleh Pieter P. Pureklolong. (war)

Advertisement

Trending