Connect with us

Batam

Inflasi Kepri pada Februari 2021 sebesar 1,23% (yoy)

redaksi.kabarbatamnews

Published

on

Zwzi3vls5zuokol8m14y
Warga membeli bawang merah. (Foto: kumparan)

Batam, Kabarbatam.com – Pada Februari 2021, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kepulauan Riau (Kepri) secara bulanan mengalami deflasi -0,60% (mtm), lebih rendah dibandingkan Januari 2021 yang mengalami inflasi sebesar 0,67% (mtm).

Komoditas utama penyumbang deflasi pada Februari 2021 adalah bawang merah, bayam, dan daging ayam ras. Sementara itu, IHK Nasional tercatat mengalami inflasi 0,10% (mtm), juga lebih rendah dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,26% (mtm).

Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan Kepri pada Februari 2021 mengalami inflasi sebesar 1,23% (yoy), menurun dibandingkan Januari 2021 sebesar 1,67% (yoy). Inflasi Kepri secara tahunan tersebut masih di bawah sasaran inflasi Nasional sebesar 3 ± 1% (yoy).

Deflasi di Kepri pada Februari 2021 bersumber dari penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.

Deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau utamanya didorong oleh penurunan harga bawang merah, bayam, dan daging ayam ras seiring lancarnya pasokan dan panen yang sedang berlangsung di daerah sentra produsen didukung cuaca yang cukup kondusif.

Deflasi lebih lanjut tertahan oleh kenaikan harga pada komoditas ikan segar (ikan layang/ikan benggol) yang dipengaruhi kondisi ombak di perairan Kepri sehingga hasil tangkapan berkurang.

Secara spasial, Kota Batam dan Kota Tanjungpinang mengalami deflasi masing-masing sebesar -0,60% (mtm) dan -0,59% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan Kota Batam mengalami inflasi sebesar 1,20% (yoy) dan Kota Tanjungpinang mengalami inflasi sebesar 1,46% (yoy).

Adapun komoditas utama penyumbang deflasi di Kota Batam adalah bawang merah, bayam, dan daging ayam ras, sementara komoditas penyumbang deflasi di Kota Tanjungpinang adalah cabai merah, bawang merah, dan bayam.

Meski inflasi Kepri pada Februari 2021 mengalami penurunan, tingkat daya beli dan optimisme masyarakat terhadap pemulihan ekonomi masih terjaga.

Hal ini tercermin dari hasil Survei Konsumen pada Februari 2021 yang menunjukan Indeks Keyakinan Konsumen kembali meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.

Selain itu hasil Survei Penjualan Eceran pada Januari 2021 juga menunjukan terjadinya peningkatan penjualan dibandingkan Desember 2020 khususnya pada kelompok kendaraan, suku cadang & aksesori, makanan minuman tembakau, serta peralatan & komunikasi. Kedua hasil survei tersebut mengindikasikan bahwa permintaan masyarakat masih kuat sejalan dengan pemulihan ekonomi.

Memperhatikan hal tersebut, deflasi yang terjadi pada Februari 2021 diperkirakan lebih didorong oleh kondisi pasokan yang membaik sejalan peningkatan hasil produksi/panen didukung oleh cuaca yang kondusif di sentra produksi.

Memasuki bulan Maret 2021, tekanan inflasi diperkirakan kembali meningkat namun pada kisaran yang rendah. Beberapa risiko inflasi yang perlu diwaspadai, antara lain: (i) Libur Hari Raya Nyepi dan Isra Miraj 1442H yang berpotensi mendorong peningkatan harga tiket angkutan udara; (ii) peningkatan harga menjelang puasa dan lebaran 2021; (iii) Peningkatan gelombang laut di wilayah perairan Kepri.

Sehubungan dengan hal tersebut, upaya pengendalian inflasi oleh TPID pada Maret 2021 akan difokuskan untuk menjaga kelancaran distribusi dan ketersediaan pasokan termasuk mendorong optimalisasi pemanfaatan Pasar TPID di Kota Batam, dengan tetap mendorong pemasaran bahan pangan secara online antara lain melalui Aplikasi Bakulan Batam dan Gerai Tani Online Tanjungpinang serta pembayaran secara digital (QRIS).

Dalam jangka menengah dan panjang, TPID akan terus mendorong peningkatan kapasitas produksi pangan lokal. Selain itu untuk menjamin kelancaran dan ketesediaan pasokan, TPID telah dan akan terus melakukan kerjasama antar daerah dengan daerah sentra produsen pangan,(*)

Advertisement

Trending