Kesehatan
Ini Cara Pertama Menolong Orang saat Terkena Serangan Jantung
Kabarbatam.com – Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Radityo Prakoso, membagikan langkah-langkah yang bisa dilakukan orang awam ketika menemui tanda-tanda serangan jantung pada seseorang. Dalam acara bertajuk Webinar Awam: Kegawatdaruratan di Rumah, Radityo menerangkan, pada dasarnya semua orang dapat melakukan pertolongan pertama.
“Jangan hanya panik ya, tapi kita harus bisa menolong agar outcome dari kejadian ini menjadi baik dan orang bisa terselamatkan,” ujar dia, seperti dikutip Bisnis, Jumat (1/10/2021).
Secara umum, keberhasilan bantuan hidup jantung dasar (BHJD) akan lebih baik apabila dibantu alat kejut jantung (AED) dalam rentang waktu lima menit setelah kejadian.
“Namun, BHJD ini merupakan gabungan dari pengamatan dan tindakan yang tidak terputus yang disebut sebagai rantai kelangsungan hidup,” katanya lagi.
Komponen yang harus dikuasai penolong adalah penilaian keadaan pasien, kompresi dada yang baik, dan penilaian pergerakan dada. Serta pemberian bantuan napas yang baik—sekarang tidak direkomendasikan karena pandemi Covid-19. Berikutnya dilakukan dengan alat bantu berupa AED.
Staf Medik Kardiologi Pediatrik dan Penyakit Jantung Bawaan di Pusat Jantung Nasional itu menerangkan jika melihat aturan Indonesian Holistic Care Association (IHAC), para dokter di rumah sakit sebelum menolong pun harus bisa mengetahui dan jangan sampai pasien mengalami henti jantung.
Namun, dalam Out-of Hospital Cardiac Arrest (OHCA), di mana pun berada, yang perlu diketahui adalah aktivasi respons darurat. “Ini tidak terbatas hanya melalui telepon, tapi harus meminta pertolongan pada orang sekitar,” katanya sambil menambahkan.
“Supaya proses resusitasi atau pertolongan medis untuk mengembalikan kemampuan napas dan peredaran darah bisa berjalan dengan baik.”
Proses resusitasi ini, disebut Radityo, tidak bisa dilakukan sendiri, kecuali tidak ada lagi yang bisa dimintai tolong. BHJD pada orang dewasa, indikasinya adalah henti jantung, henti napas, dan korban tidak sadarkan diri. Tahapan pertamanya, pastikan lingkungan aman kalau ada di luar rumah.
Jika di dalam rumah, misalnya korban tersengat listrik, harus matikan terlebih dahulu sumber listriknya, pastikan si penolong dalam keadaan aman, jangan sampai malah keduanya tidak selamat, karena ini bukan prinsip dari resusitasi.
“Berikutnya menilai respons, lakukan tepukan pada bahu tubuh sambil memanggil-manggil si korban,” tutur Radityo sambil menambahkan bahwa penolong bisa langsung mengaktifkan sistem kedaruratan dengan menelepon 119 atau meminta batuan orang sekitar.
Berikutnya adalah yang dikenal sebagai CAB yakni chest compression atau kompresi dada, airway atau jalan napas, dan breathing atau pernapasan. Kenapa kompresi dada menjadi awal atau lebih penting, karena pada henti jantung mendadak kadar oksigen dalam darah masih tinggi, sehingga yang dibutuhkan adalah artificial sirculation atau pemberian kompresi virtual.
Teknik kompresi dada yang baik adalah pasien dibaringkan di tempat alas yang keras, lokasinya di bagian tulang dada setengah bagian bawah, lalu tekan kuat dan cepat (100-120 kali per menit dengan kedalaman 5-6 cm).
Posisinya, gunakan bagian bawah telapak tangan untuk menjadi bantalan, kemudian ditopang dengan tangan satunya. Posisi siku harus tegak lurus, kemudian daerah yang dipakai menopangnya adalah bahu untuk tenaga menekannya.
Berikutnya yang penting adalah tekan kuat dan cepat, lakukan complete chest recoil karena yang harus diingat bahwa fungsi jantung adalah sebagai pompa yang harus dapat menyedot dan memompa.
“Kalau pompa terus dan tidak ada cairan yang masuk ke dalam jantung dia tidak akan memberikan curah jantung yang baik. Berikutnya minimalkan interupsi terhadap kompresi dada,” katanya.
Sementara itu, airway bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu head tilt dan chin lift, dan satu lagi adalah jaw thrust. Hal yang perlu diingat, Radityo melanjutkan, metode head tilt dan chin lift tidak direkomendasikan jika ada kecurigaan cedera tulang belakang.
Langkah selanjutnya adalah breathing, atau memberikan bantuan napas buatan selama satu detik, caranya bisa melalui mulut ke mulut, mulut ke hidung, atau mulut ke sungkup, atau menggunakan kantung pernapasan. Ini dilakukan setelah 30 kompresi dada tadi.
“Tapi pemberian napas buatan pada masa pandemi tidak dilakukan. Hanya sampai kompresi dada saja,” tutur Radityo.
Selanjutnya ketika ambulans datang bisa langsung lakukan resusitasi lanjutan, kemudian perawatan pascahenti jantung dan pemulihan akibat serangan jantung. “Ini sangat penting untuk outcome dari tata laksana bantuan hidup jantung dasar ini,” ujar dia menambahkan.(*)
-
Headline3 hari ago
Daftar 45 Nama Caleg Peraih Suara Terbanyak dan Berpotensi Duduk di DPRD Provinsi Kepri
-
Batam7 hari ago
Ketangkap di Batam, Buronan Interpol Kasus Penipuan Dideportasi ke Negara Asal Jepang
-
Batam4 hari ago
Melawan saat Ditangkap, Bandit Jalanan Batam Dilumpuhkan dengan Timah Panas Polisi
-
Headline7 hari ago
Ramadhan 1445 H Tiba, HARRIS Resort Barelang Batam Banjir Diskon Paket Buka Puasa Bersama
-
BP Batam3 hari ago
Muhammad Rudi Undang Masyarakat Batam Hadiri Buka Puasa Bersama di Dataran Engku Putri
-
Batam7 hari ago
Muhammad Rudi Salat Tarawih Perdana di Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah
-
Batam7 hari ago
Kabur ke Karimun, Pelaku Penikaman di depan Rumah Makan Mie Ayam Kamila Dibekuk Polisi
-
Headline5 hari ago
Zaharuddin: PDAM Natuna Masih Fungsinkan Pipa Jadul sebab Air Sering Macet