Connect with us

Headline

Jurnalis Batam Gelar Aksi Solidaritas Menolak Kekerasan dan Intimidasi

redaksi.kabarbatamnews

Published

on

F36552952

Batam, Kabarbatam.com- Puluhan jurnalis dari yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Batam, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Kepri, Pewarta Foto Indonesia (PFI) Prov Kepri, dan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) mengelar aksi damai menolak kekerasan terhadap jurnalis, di Jl Engku Putri, Batam Centre, Senin (30/9/2019). 
Ketua AJI Kota Batam, Slamet Widodo mengatakan, aksi unjuk rasa yang dilakukan hari ini adalah bentuk solidaritas terhadap jurnalis di beberapa daerah yang mengalami kekerasan. 
“Ini adalah aksi solidaritas bagi rekan-rekan kita yang mengalami tindak kekerasan. Tentu sangat kita sayangkan, karena dalam berkerja pers dilindungi oleh Undang-Undang,” kata Widodo.

Pria berkaca mata ini mengatakan, kepolisian harusnya menjadi mitra dan juga pelindung bagi masyarakat, termasuk jurnalis. Jika ada benturan di lapangan, penyelesaian bukan dengan cara kekerasan tetapi seharusnya mengedepankan dialog dan komunikasi.
“Kekerasan dan intimidasi bukan jalan terbaik, sehingga teman-teman di kepolisian kiranya dapat memahami kerja-kerja jurnalis. Terlebih hubungan baik jurnalis dan polisi sudah lama terjalin baik,” ujarnya. 
Ketua IJTI Prov Kepri Agus Faturrohman mengatakan, aksi damai ini adalah bentuk keprihatinan kita bersama bahwa tugas-tugas jurnalis berisiko, terutama saat meliput suatu peristiwa atau kejadian di lapangan. 
Artinya bahwa tentu tidak ada jaminan bahwa jurnalis Kepri ke depan tidak mengalami kekerasan. Namun kewajiban kita bersama, terutama pihak kepolisian agar memahami kerja jurnalis. 
“Kita ingin tekankan bahwa jurnalis bekerja dilindungi UU. Tolak segala bentuk kekerasan terhadap jurnalis dan jurnalis bukan target kekerasan,” kata Bagas.

Usai berorasi di gapura Dataran Engku Putri, Kapolresta Barelang AKBP Prasetyo bertemu dan berdialog dengan jurnalis Batam. Prasetyo juga menyampaikan keprihatinannya dengan apa yang dialami jurnalis. 
Bukan hanya jurnalis tetapi juga rekan kepolisian juga ada beberapa menjadi korban sehingga hal ini mari kita jadikan pelajaran bersama. “Banyak yang bisa kita petik agar ke depan kerja jurnalis di lapangan agar lebih terlindungi,” ujar Prasetyo.
Hal ini, sambung Prasetyo juga menjadi intropeksi bagi kami dan juga rekan-rekan jurnalis agar ke depan bersama-sama dapat saling memahami tugas-tugas di lapangan.

“Pengalaman saya selama satu bulan lebih hubungan Polresta Barelang dan jurnalis sangat dekat. Bahkan dalam beberapa kesempatan kita ngobrol dan berdiskusi bersama,” ujarnya. 
Harapannya agar suasana dan hubungan yang baik antara jajaran kepolisian di Batam dengan jurnalis dapat terus terjalin baik dan hal-hal yang sifatnya kekerasan dapat kita hindari bersama-sama. (aan)

Advertisement

Trending