Connect with us

Natuna

Kasus DBD Meningkat, Ketua Komisi I DPRD Natuna Sidak Puskesmas dan RSUD

redaksi.kabarbatamnews

Published

on

Img 20240304 Wa0282
Ketua Komisi I DPRD Natuna Wan Aris Munandar melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di puskesmas Ranai dan RSUD Natuna, Senin (4/5).

Natuna, Kabarbatam.com – Ketua Komisi I DPRD Natuna Wan Aris Munandar melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di puskesmas Ranai dan RSUD Natuna, Senin (4/5).

Berdasarkan data di Dinas kesehatan, pasien DBD Meningkat menjadi 37 kasus. Diantaranya di Kecamatan Pulau Tiga Barat, Kecamatan Bunguran Tengah, Kecamatan Bunguran Selamat, Kecamatan Bunguran Barat dan Kecamatan Bunguran Timur.

Wan Aris mengatakan, sidak tersebut setelah menerima informasi terjadinya peningkatan pasien kasus demam berdarah dengue (DBD) yang dirawat di puskesmas dan RSUD. Penangan pencegahan cepat harus dilaksanakan pemerintah daerah menyambut bulan puasa ramadhan.

Img 20240304 Wa0327

“Dari informasinya DBD meningkat dibandingkan tahun 2023 kemarin. Kalau dilihat dari trennya dari bulan Januari ke Februari itu ada peningkatan, dari zero sehingga terjadi wabah dan meningkatnya luar biasa,” katanya.

Wan Aris sempat mengunjungi pasien rawat inap di RSUD. Dua diantaranya pasien anak anak dan dua pasien dewasa. Sidak tersebut untuk mencari tahu sumber asal munculnya kasus DBD.

“Dari hasil diskusi di puskesmas dan RSUD ini, saya akan melanjutkannya untuk membicarakan dengan pimpinan DPRD. Untuk bisa dibicarakan dengan Bupati Natuna, supaya bisa dilakukan penanganan lebih cepat dan lebih masif,” ujarnya.

Menurutnya, kasus DBD tidak cukup hanya pada penanganan pasien. Namun harus berlanjut pada sumber wabahnya. DPRD akan mendukung program penanganan pencegahan wabah termasuk soal anggaran yang dibutuhkan. Mengingat dalam waktu dekat sudah masuk bulan puasa. Imunitas akan menurun saat puasa, warga lebih rentan tertular wabah DBD.

Img 20240304 Wa0314

Wan Aris menilai, pencegahan dengan foging saja tidak cukup. Karena hanya menunda dan membunuh nyamuk dewasa. Tapi tidak pada jentik nyamuknya. Saya berharap, Pemerintah daerah dapat melibatkan seluruh stakeholder terkait untuk melakukan pencegahan, pembersihan lingkungan secara luar biasa. Dan tidak cukup hanya imbauan kepada masyarakat.

“Dukungan anggaran kita pastikan, kalau ada sesuatu dan lain-lain seperti ini yang terjadi di luar dugaan pasti ada kekurangan anggarannya. Kita akan melihat dan memantau seperti apa yang bisa kita bantu. Anggaran untuk menanggulangi wabah DBD ini memang sangat minim karena tahun 2023 tidak terdapat kasus DBD. Namun di bulan Januari februari tahun ini terjadi 26 kasus,” ujarnya. (Man)

Advertisement

Trending