Batam
Kisah Mansor, Merantau ke Batam Menempuh Perjalanan 30 Hari dengan Kapal Layar

Tanjungpinang, Kabarbatam.com – Maksud hati ingin memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai. Pepatah ini sangat pas untuk menggambarkan sekelumit kisah perjalanan hidup Mansor di perantauan hingga pulang ke kampung halamannya.
Keinginannya merantau untuk mengubah nasibnya yang serba kesulitan di kampung, malah dirundung sengsara. Bukannya nasibnya makin baik, Ia malah menderita sakit di perantauan dan harus pulang tak membawa apa-apa.
Pria kelahiran Desa Manyampa, Kecamatan Ujung Loe, Bulukumba, Sulawesi Selatan tahun 1969 itu, mengaku pertama kali merantau ke Batam, Kepulauan Riau tahun 1987.
Ia menumpang kapal kayu berangkat dari pelabuhan Bira, Bontobahari, Bulukumba, Sulawesi Selatan bersama 20 orang temannya.
Di tengah perjalanan, badai dan gelombang laut yang tinggi menghantam kapal yang ditumpanginya. Semua penumpang panik. Tak terkecuali Mansor yang saat itu baru berumur 18 tahun.
Kapal yang tadinya melaju dengan dorongan mesin, tiba-tiba berjalan di tempat dan hanya bisa terombang-ambing mengikuti alunan gelombang laut. Padahal, nakhoda sudah tekan gas full.
Tak lama kemudian, seorang Anak Buah Kapal (ABK) berteriak dari buritan kapal. Ia menginformasikan ke nakhoda bahwa kipas mesin kapal jatuh ke laut.
“Sejak itulah, kapal berjalan menggunakan layar. Ya, kalau ada angin baru bisa bergerak. Tapi, alhamdulillah kami semua bisa sampai ke Batam dengan waktu tempuh sekitar 30 hari lamanya,” tutur Mansor di Paviliun Nusantara, Tanjungpinang, Kamis (30/1/2025).
Setibanya di Batam, Mansor mengaku belum lega karena belum sampai pada tujuan yang sebenarnya, yaitu Malaysia. Karena itu, Ia dan teman-temannya terus mencari informasi keberangkatan kapal dari Batam ke Malaysia melalui jalur gelap.
Tak lama kemudian, Ia lolos dan berhasil sampai ke Simpang Renggam daerah Kluang, Johor, Malaysia. Di sana Mansor bekerja sebagai buruh ilegal di perusahaan perkebunan kelapa sawit.
“Saya bekerja di Malaysia sekitar 5 tahun. Sebagai TKI ilegal, di sana kita bekerja tak bisa tenang. Soalnya, kita dikejar-kejar polisi. Kalau ketangkap, ya dipenjara,” katanya.
Karena itulah, Mansor tak bisa bertahan lama di Malaysia. Ia kemudian pulang ke Indonesia melalui jalur gelap dan terdampar di Tanjungbalai, Kabupaten Karimun, Kepri.
Singkat cerita, Mansor kembali memulai kehidupan barunya di Karimun. Semua jenis pekerjaan dilakoninya. Terakhir, bekerja sebagai sopir truk tangki air.
Selama 32 tahun di Karimun, Mansor sempat menikahi seorang janda beranak tiga. Namun, pernikahannya tak bertahan lama. Ia akhirnya menduda dan hidup seorang diri.
Suatu hari Ia mengalami sakit. Tiba-tiba badannya susah digerakkan. Termasuk kakinya agak berat untuk melangkah. Setelah diperiksakan ke dokter, Ia divonis mengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Ia pun memutuskan untuk istirahat. Sementara bos tempatnya bekerja memecatnya karena tenaganya sudah tak bisa diandalkan.
“Ya begitulah. Karena sudah tak bisa kerja lagi, saya memilih untuk pulang kampung. Alhamdulillah, semuanya difasilitasi Badan Pengurus Daerah Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kabupaten Karimun,” ujarnya.
Ketua BPW KKSS Kepri, Ady Indra Pawennari yang menerima kedatangan Mansor di kediamannya tampak menahan haru. Ia tak henti-hentinya memberi motivasi dan semangat kepada Mansor.
Sebelum melepas Mansor menuju Pelabuhan Sri Bayintan Kijang, Bintan, tempat bersandarnya KM. Tidar yang akan membawanya menuju pelabuhan Makassar, Ketua BPW KKSS Kepri itu, terlebih dulu memeriksa kesehatannya.
“Sabar ya Pak. Jaga kesehatan, harus semangat. Keluarga sudah menunggu di kampung. Selamat ya, salam untuk keluarga semuanya,” kata Ady saat melepas Mansor menuju Pelabuhan Sri Bayintan Kijang.
Pada kesempatan itu, Ady juga langsung meminta Wakil Sekretaris BPW KKSS Kepri, Basok Ridwan menghubungi pengurus BPC KKSS Bintan Timur untuk mendampingi Mansor sampai ke atas kapal. Termasuk menyiapkan perbekalannya. (aip)









-
Batam2 hari ago
Tanggapi Instruksi Kapolri, Romo Paschal Minta Polda Kepri Serius Usut Trafficking di Batam
-
Batam2 hari ago
Kapolri Tekankan Keberlanjutan PSN Rempang Eco City, Dorong Stabilitas dan Percepatan Investasi di Kepri
-
Natuna2 hari ago
Jamin Kemudahan Investasi KEK, Cen Sui Lan Terima Kunjungan Investor Bangun Smelter Pasir Kuarsa di Natuna
-
Batam3 hari ago
Resmikan Gold Coast International Ferry Terminal Bengkong, Menko AHY: Untuk Perkuat Konektivitas
-
Batam3 hari ago
Hadiri Peresmian Gold Coast International Ferry Terminal, Amsakar: Kunjungan Wisman ke Batam Akan Semakin Meningkat
-
Batam2 hari ago
Kapolri Atensi Khusus Potensi Ancaman Penyelundupan PMI Ilegal melalui Pelabuhan Batam
-
Headline2 hari ago
Kolaborasi Berkelanjutan Bersama PLN, Gubernur Ansar Resmikan Listrik 24 Jam di Pulau Parit Karimun
-
Batam6 jam ago
Kepala BP Batam Tegaskan RSBP Batam Akan Berdiri Secara Mandiri