Connect with us

Headline

Orang Melayu Tak Suka Gaduh, Fitnah di Hari Tenang akan Untungkan Paslon yang Difitnah

akhlilfikri

Published

on

F68934912
Pengamat Politik dan Pemilu CSPS Prijanto Rabbani.

Tanjungpinang, Kabarbatam.com – Munculnya selebaran fitnah terhadap salah satu paslon di Pilkada Kepri menjelang hari tenang dinilai tidak akan mampu mengurangi tingkat keterpilihannya pada 9 Desember 2020 mendatang.
Fitnah itu bisa malah terjadi sebaliknya. Suara paslon yang difitnah akan tebal kemenangannya karena pemilih akan semakin simpatik utamanya pemilih yang belum menentukan pilihan.
Hal ini diungkapkan Pengamat Politik dan Pemilu CSPS Prijanto Rabbani. Dia mencontohkan, misal ketika Pilpres Jokowi diisukan atau difitnah PKI dan ada tabloid Obor Rakyat, apa yang terjadi malah sebaliknya, publik malah simpatik.
“Fitnah di hari tenang menurut saya tidak akan mampu menurunkan elektabilitas paslon, malah sebaliknya. Jokowi pernah dituduh selingkuh juga sama akun twitter triomacan dan PKI tapi kita lihat hasilnya, melejit suaranya,” kata Prijanto.
Mengapa bisa demikian, menurut Prijanto, hal ini dikarenakan publik akan berpikir kok munculnya saat hari tenang dan pemilih akan berpikir sangat tidak rasional dan malah mengganggap informasi itu sampah.
“Pemilih akan menganggapnya itu isu sampah dan murahan, malah pemilih akan bersemangat memilih paslon tersebut, Presiden Jokowi adalah contohnya,” kata Prijanto.
Ditambahkannya, pengalaman Pilkada Kepri tahun 2015 membuktikan orang Melayu itu pendiam tapi memiliki prinsip. Orang Melayu Kepri tidak suka gaduh dan jangan diusik.
Buktinya saat Soeryo-Ansar yang selalu menonjolkan kekuatan mudanya dan sedikit menyindir almarhum Ayah Sani dan menyenggol juga isu-isu dugaan perselingkuhan dan ijazah palsu eks Gubernur Kepri Nurdin Basirun.
“Nyatanya malah SANUR, almarhum Sani – Nurdin Basirun, memenangkan Pilkada Kepri. Tesis ini akan diperkuat jika nanti fitnah itu malah mempertebal kemenangan paslon yang difitnah,” tutup Prijanto Rabbani. (*)

Advertisement

Trending