Connect with us
THR The Harris Ramadan

Bintan

Perdana, Webinar Literasi Digital di Kepulauan Riau Digelar di Bintan

Published

on

Rangkaian webinar literasi digital, yang akan digelar belasan kali di Provinsi Kepri, mulai bergulir. Perdana, digelar di Kabupatan Bintan, Senin (13/5/2021).

Batam, Kabarbatam.com – Rangkaian webinar literasi digital, yang akan digelar belasan kali di Provinsi Kepri, mulai bergulir. Perdana, digelar di Kabupatan Bintan, Senin (13/5/2021). Webinar dengan topik ‘Kebebasan Berekspresi’ itu dimulai pukul 09.00 WIB.

Kegiatan yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI itu bertujuan mendorong masyarakat dapat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.

Sehingga, internet dapat meningkatkan kemampuan kognitif masyarakat untuk mengidentifikasi hoaks. Kemudian, dapat mencegah dari terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kemenkominfo RI, Semuel Abrijani Pangerapan, mengatakan, pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen.

“Hasil survei literasi digital yang kita lakukan bersama siberkreasi dan katadata pada 2020 menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital kita masih di bawah tingkatan baik,” papar Semuel Abrijani Pangerapan lewat diskusi virtual.

Kegiatan webinar literasi digital ini menjadi agenda strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.

Pada webinar yang menyasar target segmen seluruh lapisan masyarakat pengguna internet. Meski kegiatan digelar secara online, tapi berlangsung sukses dan dihadiri Bupati Kabupaten Bintan, H. Apri Sujadi, S.Sos dan Key Opinion Leader, Leon Ray Legoh.

Narasumber pertama, Rizki Hesananda, S.T., M.Ikom memaparkan materinya tentang pengenalan fitur proteksi di dunia digital. Saat ini, dunia digital menjadi lebih utama dibanding dunia nyata. Perubahan ini dibantu oleh era pandemic dan semuanya sudah menjadi terdigitalisasi.

“Bahkan, saat ini dunia maya menjadi dasar pertimbangan untuk mengambil keputusan di dunia nyata,” tegas Rizki Hesananda.

Dalam membicarakan tentang data protection, lanjut Rizki, melindungi data sekarang adalah tanggung jawab setiap orang. Jika ingin aman dan nyaman hidup di dunia digital, kita harus sadari bahwa kita masuk ke dunia maya yaitu sama seperti masuk ke dalam dunia berbeda.

“Kita harus memastikan data kita terenkripsi dengan baik. Karena setiap situs memiliki sistem keamanan enkripsi untuk memastikan data terkode dengan amat saat dikirmkan lewat situs website,” paparnya.

Kemudian, tambah Rizki, kita harus waspada dengan email phising. Dan, jangan lupa mengganti password secara rutin dan memilih password yang kuat dan sulit ditebak.

Gunakan mode incognito di search engine akan jauh lebih aman. Jangan menyebarkan infromasi pribadi dan memilih mana yang harus dibagikan atau tidak. Kemudian, sellau update operating system atau software perangkat kita.

“Think before click, jaringan internet sangat luas sehingga bisa menghubungkan kita kemana saja. Dari terhubungnya kita ke beberapa situs maka bisa menyebbakan dampak positif atau negatif. Sebaiknya jangan sembarangan melakukan connect ke situs yang tidak dikenal, karena ada beberapa situs illegal yang sengaja menjebak kita agar masuk ke dalamnya,” papar Rizki.

Kemudian, narasumber kedua Anwar Sadat, ST., M.T memaparan tentang pemahaman kebebasan berekspresi di dunia digital dan keamanan siber. Hal ini sangat penting karena ketika terjadi data pribadi bocor masyarakat akan menjadi sasaran kejahatan serta akan timbul beberapa hal seperti kerugian finansial, kerugianbagi konsumen, dan rusaknya reputasi.

“Kalau berbicara tentang kemanan, maka pasti ada yang menyerang dan yang menjadi target adalah sistem komputer, jaringan komputer, infrastruktur TIK dan dilakukan oleh anonim. Tujuannya bisa bermacam-macam, yang paling buruk adalah pemusnahan integritas, gangguan ketersediaan layanan, hilangnya kerahasiaan atau data-data pribadi yang bersifat privasi, dan pemusnahan fisik,” papar Anwar Sadat.

Setelah itu, narasumber ketiga Dr. Muhammad Faisal, M.Ag menyampaikan materi tentang etika berekspresi di era digital. Fenomena internet di dunai digital, yang terlihat tentunya perubahan komunikasi verbal ke komunikasi digital.

“Dulu informasi terbatas dari buku, jurnal, media massa, tetapi sekarang mampu mengakses versi digital, lebih banyak, lebih beragam dan lebih cepat.
Tetapi, masalah sesunguhhnya bahwa internet atau dunia maya tak mewakili sepenuhnya kehidupan dunia nyata,” papar Muhammad Faisal.

Media sosial sesungguhnya hanya sebagai ruang publik semu. Apa yang tersebar di dunia maya tidak memperlihatkan keseluruhannya karena hanya dari satu sudut pandang. Serta apa yang viral tidak terlalu penting dan bermanfaat. Sisi negatif dari media soisal juga termasuk dalam kurang tersaringnya informasi yang benar dan aman bagi masyarakat.

“Kita tentunya sudah tidak asing lagi dengan hoax, misinformasi atau disinformasi dan media sosial tentunya dapat membuat kita kecanduan dalam mengakses dan menggunkannya setiap hari,” tegas Muhammad Faisal.

Webinar ini merupakan satu dari rangkaian belasan kali webinar yang akan diselenggarakan di Provinsi Kepri. Masyarakat diharapkan dapat hadir pada webinar-webinar yang akan datang. (*)

Advertisement

Trending