Parlemen
Pimpinan PT GTI Mangkir saat RDP, Komisi I DPRD Kota Batam Meradang
![Img 20210318 Wa0278](https://kabarbatam.com/wp-content/uploads/2021/03/IMG-20210318-WA0278.jpg)
Batam, Kabarbatam.com – Komisi I DPRD Kota Batam dibuat meradang. Pasalnya pimpinan PT Graha Triska Industri mangkir saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait pemotongan kapal Acacia Nassau, Kamis (18/3/2021).
Ketua Komisi I DPRD Kota Batam, Budi Mardiyanto mengatakan, dalam RDP itu PT Graha Triska Industri (GTI) hanya mengirimkan salah seorang perwakilan yang tidak memiliki kapasitas untuk menjelaskan permasalahan pemotongan kapal ilegal Acacia Nassau yang sempat diberhentikan dalam RDP beberapa waktu lalu .
“Inilah mentoknya lagi, kalau yang memberikan keterangan tidak dalam kapasitas yang paham akan permasalahan. Dari kemarin kami sudah mewanti-wanti, ini ada unsur kesengajaan atau bagaimana atas ketidak hadiran ini,” ungkap Ketua Komisi I DPRD Kota Batam, Budi Mardiyanto.
Dijelaskan Budi, RDP hari ini sudah mengungkap semua bahwa PT Graha Triska Industri tidak memiliki izin atas aktivitas pemotongan kapal Acacia Nassau, baik itu dari KSOP, BP Batam dan Bea cukai Batam.
![](https://kabarbatam.com/wp-content/uploads/2024/05/Harris-baru.webp)
“Ini sangat membahayakan bila Investasi dengan cara suka-suka sementara negara kita adalah negara hukum. Kita tidak menutup investasi, kita membuka lebar-lebar investasi tetapi harus mengikuti aturan, dengan tujuan melindungi hak-hak negara,” ujar Budi.
Budi menyampaikan, sebelumnya, tersirat isu bahwa KSOP Batam telah mengeluarkan izin pemotongan kapal Acacia Nassau, namun setelah dibahas dalam RDP sebelumnya, pihak KSOP mengatakan bahwa bukan kewenangan KSOP Batam untuk mengeluarkan izin tersebut.
“Jadi siapa yang mengeluarkan izin, izinnya tidak ada kok berani melakukan aktivitas pemotongan,” terangnya.
Sementara itu, di hari yang sama, anggota DPRD Kota Batam Utusan Sarumaha menyampaikan, pihaknya menilai kinerja KSOP Batam tidak maksimal dalam rangka melindungi kepentingan negara.
“Kami kesal juga, bahwa dalam RDP pertama disebutkan ada penerimaan negara dalam bentuk jumlah scrab, tetapi hal itu dibantah lagi,” tutur Utusan.
Diungkapkan Utusan, ia berharap KSOP Batam dapat mengambil tindakan tegas dalam undang-undang yang berlaku terkait permasalahan ini.
“Jangan sampai batam ini menjadi tempatnya para mafia untuk melakukan berbagai kegiatan yang merugikan negara. Kapal sudah dipotong dan dijual tapi tidak melakukan tindakan apapun, tidak ada pengawasan seakan-akan yang terjadi adalah sebuah pembiaran,” pungkasnya. (Atok)
![](https://kabarbatam.com/wp-content/uploads/2024/04/Gambar-WhatsApp-2024-04-17-pukul-14.15.12_23aa6fe8.jpg)
![](https://kabarbatam.com/wp-content/uploads/2023/03/DPRD-karimun.jpg)
![](https://kabarbatam.com/wp-content/uploads/2022/03/IMG-20220318-WA0004.jpg)
-
Batam2 hari ago
BPW KKSS Kepri Tunjuk Arifuddin Jalil Plt Ketua KKSS Kota Batam
-
Anambas13 jam ago
Aksi Cepat Tanggap Lanal Tarempa Evakuasi Korban Kapal Tenggelam di Perairan Tarempa
-
Headline14 jam ago
Koalisi Besar Usung Amsakar – Li Claudia Chandra, Kemana PDIP dan PKS Akan Berlabuh?
-
Batam5 hari ago
Jasad Wanita Ditemukan Membusuk Tak Jauh dari Bangunan Apartemen Pollux Habibie Batam
-
Batam20 jam ago
Wasit Dianggap Curang, Tim Sepak Bola Batam Minta Wasit Popda Kepri Dievaluasi
-
Batam5 hari ago
ABK Kapal Tongkang Hilang di Perairan Kabil, Tim Basarnas Masih Lakukan Pencarian
-
Headline6 hari ago
Program Ansar Gratiskan SPP untuk Siswa SMA/SMK dan SLB Mulai Terealisasi Bulan Ini
-
Headline1 hari ago
DJPL 44 Perusahaan Tambang Bauksit di Bintan Rp145 Miliar Raib, Laporan LI-BAPAN Kepri Direspons Kejagung