Connect with us

Headline

Republika dan Erick

redaksi.kabarbatamnews

Published

on

img 20221216 wa0077
Robby Patria berfoto bersama Menteri BUMN Erick Tohir dalam sebuah acara, beberapa waktu lalu.

Republika adalah produk unggulan yang diinisiasi Ikatan Cendekiawan Muslim (ICMI) sebagai pemegang saham utama yang saat itu masih dipimpin BJ Habibie.

REPUBLIKA yang terbit sejak 1993 akhirnya mengikuti jejak Koran Tempo yang fokus ke digital. Senjakala media cetak membuat bisnis media terpusat ke digital bisa paket lengkap suara, grafis dan video.

Sementara media cetak hanya mengandalkan foto mati dan kalah cepat soal waktu dengan media online. Kecuali media cetak yang mampu melahirkan berita hebat. Mereka masih bisa bersaing dan mendapatkan pembaca fanatik.

Tak tergoda dengan media online yang menampilkan berita singkat. Bisa dikatakan hanya sekedar informasi.

Praktis di Indonesia saat ini media cetak nasional yang tersisa tak banyak. Ada Kompas, Media Indonesia, Jakarta Post, Kontan dan tentunya Jawa Pos dan beberapa media lagi.

Sementara Tribun Group, bersama Jawa Pos Group beberapa masih berjaya di daerah. Ada juga koran lokal yang berada dalam proses perjuangan untuk hidup.

Semua memang harus menyesuaikan. Mahalnya biaya kertas, tidak lagi menutupi dengan harga jual koran. Biaya distribusi dan biaya penjualan.

Para pengiklan sudah benar benar memanfatkan media sosial untuk memasarkan produk mereka dan mengajak publik figur menggunakan produk.

Bahkan di Facebook, Instagram, kita bisa melihat target pasar yang diinginkan mulai dari usia konsumen, daerah dan kriteria lainnya dengan harga yang terjangkau.

Misalnya di Facebook dengan biaya Rp 100 ribu saja kita bisa menjangkau target market hingga 6000 orang selama enam hari.

Apalagi jika biaya hingga Rp1 juta rupiah. Maka puluhan ribu mata akan melihat produk yang kita iklankan. Itulah dasyatnya media sosial. Pemasang iklan akan diyakinkan jumlah mata yang menonton. Apalagi di Youtube.

Sementara di media cetak, kita tidak tahu yang membaca koran saat ini berapa persisnya.Jangan heran produk dari perusahaan besar memilih beriklan dengan publik figur yang memiliki pengikut jutaan orang.

Koran Republika cetak akhirnya merasakan kerasnya persaingan media cetak dan memilih mengikuti perkembangan zaman ke media digital.

Koran terkemuka dunia seperti New York Times dan Washington Post pun sudah lebih dulu memanfaatkan model digital. Namun tetap mempertahankan cetak walaupun oplahnya terus menyusut.

Namun media itu mulai menambah pelanggan baru dari media online berbayar. Kedua media itu tetap menjaga kualitas jurnalisme mereka.

Kita berharap Republika tetap menjaga kualitas informasi yang disajikan. Koran cetak boleh mati, tapi jurnalisme terus menjaga mutu melalui koran digital yang bersuara, berwarna, bergrafis dandan dekat dengan pembacanya.

Republika ini bawah na ungan Mahaka Group yang tak lain didirikan Erick Thohir. Selamat beralih.*

Penulis: Robby Patria

Advertisement

Trending