Connect with us

Batam

Terkait OTT Pembagian PKH dan APK, Ansar: Video Direkayasa dan Tidak Ditampilkan secara Utuh

akhlilfikri

Published

on

Tanjungpinang, Kabarbatam.com – Calon Gubernur Kepri Ansar Ahmad memberikan klarifikasi terkait menyebarnya video singkat pembagian beras Program Keluarga Sejahtera (PKH) disertai Alat Peraga Kampanye (APK) pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, Ansar Ahmad dan Marlin Agustina (AMAN), di Batam.
Ansar menegaskan bahwa video tersebut direkayasa karena tidak ditampilkan secara utuh. Ada orang-orang tidak bertanggung jawab menyebarkan video tersebut secara tidak lengkap.
“Kami tegaskan bahwa kejadian sore tadi (di Batam) rekayasa. Videonya ditampilkan tidak utuh. Videonya dipotong-potong,” tegas Ansar saat menggelar konferensi pers, di Kedai Kopi Batu 10, Tanjungpinang, Selasa (8/12) malam ini.
Hadir mendampingi Ansar Ahmad, di antaranya Ketua Tim Pemenangan AMAN Ade Angga, Wakil Ketua Tim Pemenangan AMAN M Fatir, dan Koordinator Humas, Suyono Saeran.
Ansar menjelaskan bahwa beras yang dibagikan merupakan program Kementerian Sosial (Kemensos) RI ke masyarakat, melalui agen. Tidak ada kapasitas dirinya untuk memberikan bantuan itu.
“Beras tersebut adalah beras bantuan dari pemerintah pusat (Kemensos). Apa kapasitas saya dalam hal ini? Saya bukan pejabat negara, tidak ada kaitan dengan saya,” tegasnya.
Dalam video singkat tersebut, kata Ansar, ada oknum yang mendatangi rumah warga di Batam, yang kebetulan di rumah masyarakat itu ada alat peraga kampanye (APK) berupa kalender paslon AMAN.
“APK tersebut berada di atas lemari warga dan itu dibagikan sebulan yang lalu oleh tim relawan dari mahasiswa. Posisinya masih bergulung, tidak ditempel,” paparnya.
Kemudian, oknum itu mengambil APK tersebut dari rumah warga dan membawanya, lalu mendatangi gudang tempat penyaluran beras bantuan Kemenso di Pelita, Kota Batam. Kemudian APK tersebut dikait-kaitkan dengan pembagian beras.
“Lalu direkayasa, seolah-olah di gudang itu ada pembagian beras diikuti APK paslon AMAN. Itu sama sekali tidak ada,” tegas Ansar lagi.
Sementara dari video yang utuh diterima timnya, Ansar mengatakan bahwa, penjaga gudang beras PKH telah  menjelaskan bahwa tidak ada APK di gudang tersebut.
“Namun salah seorang oknum warga malah menyuruhnya, Anda (penjaga gudang) diam. Padahal penyalur pemilik gudang juga mengatakan tidak ada pembagian APK di gudang tersebut,” ujarnya.
Ansar menyebutkan bahwa kejadian itu jelas direkayasa. Video yang ada, tidak ditampilkan secara lengkap sehingga timbul persepsi ada pembagian APK di gudang tersebut.
“Jadi videonya dipotong-potong, seolah-olah pembagian beras bersamaan APK, seolah-olah operasi tangkap tangan,” ujar Ansar Ahmah.
“Konyol kalau kami melakukan itu,” sambungnya. Menurut Ansar, ada oknum yang panik setelah pihaknya merilis survei dari salah satu lembaga nasional. Sehingga mereka panik dan melakukan cara-cara yang tidak terhormat dengan fitnah.
“Sebaiknya kita memberikan pendidikan demokrasi yang cerdas kepada masyarakat,” ujarnya. Ansar juga meminta ke relawannya di Provinsi Kepulauan Riau tetap tenang dan tidak terpancing dengan rekayasa tersebut. (Aan)

Advertisement

Trending