Connect with us

Batam

Tim SAR Gabungan Temukan Jenazah Pria di Waduk Duriangkang

redaksi.kabarbatamnews

Published

on

Img 20210314 Wa0137
SAR Gabungan berhasil mengevakuasi seorang pria yang bernama Aris (52 tahun), korban yang diduga tenggelam di Waduk Duriangkang, Sabtu, 13 Maret 2021.

Batam, Kabarbatam.com – Tim SAR Gabungan yang terdiri dari Ditpam Badan Pengusahaan (BP) Batam, Polsek Sei Beduk, Fasling BP Batam, Polairud, Satpol PP, Basarnas dan dibantu masyarakat berhasil mengevakuasi seorang pria yang bernama Aris (52 tahun), korban yang diduga tenggelam di Waduk Duriangkang, Sabtu, 13 Maret 2021.

Tim SAR Gabungan melakukan pencarian korban yang berlangsung sejak Sabtu dan berhasil ditemukan Tim SAR Gabungan di Perairan Sei Edong oleh Tim pada Minggu, 14 Maret 2021 sekitar pukul 10.00 WIB.

Usai dievakuasi, jenazah langsung dibawa ke RS Bhayangkara Polda Kepri guna dilakukan otopsi.

Kasubdit Pengamanan Hutan dan Lingkungan Ditpam BP Batam, Tony Febri, menyampaikan, korban diduga tenggelam saat memasang bubu di Waduk Duriangkang, wilayah Kabil pada Sabtu, 13 Maret 2021 sekira pukul 17.00 WIB.

Korban berdomisili di wilayah Kabil (Hutan Lindung Duriangkang) dan menurut informasi dari saksi mata yang berada di sekitar lokasi kejadian, Wisnu (Ketua RW/pelapor), bahwa korban tersebut sempat meminta tolong, namun tidak bisa diselamatkan karena terseret arus.

Setelah mendapat informasi dari warga setempat, pihak Polsek Sei Beduk, yang dipimpin Kanit Reserse, Iptu Budi Santoso, melakukan koordinasi dengan Tim Basarnas dan Direktorat Pengamanan BP Batam, serta masyarakat setempat untuk melakukan pencarian di lokasi tersebut dari pukul 18.00 – 23.45 wib.

Karena sulitnya medan untuk mobilisasi kendaraan menuju lokasi, maka upaya pencarian terhadap korban dihentikan pada sabtu malam.

Selanjutnya pencarian korban dilakukan pada Minggu pagi, hingga akhirnya korban ditemukan sekitar pukul 10.00 WIB.

Direktur Pengamanan Aset BP Batam, Moch. Badrus, mengimbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan menangkap ikan di dalam waduk.

“Selain karena kegiatan tersebut dapat membahayakan juga karena waduk merupakan komponen matarantai ekosistem waduk yang perlu dijaga bersama,” kata Moch. Badrus. (cc)

Advertisement

Trending