Batam
Was-Was Virus Corona, Investor di Batam Harap Insentif Dampak Kelangkaan Bahan Baku dari China
Batam, Kabarbatam.com– Virus Corona yang merebak di China dan beberapa negara juga berdampak bagi dunia industri di Batam. Kelangkaan bahan baku dari negara pemasok, terutama China, membuat kegiatan produksi di industri terganggu, terutama industri manufaktur.
Wakil Ketua Koordinator Himpunan Kawasan Industri (HKI) Provinsi Kepri, Tjaw Hioeng mengatakan, Kasus Coronavirus ini, pasti akan menghambat peredaran dari flow of goods, flow of people dan flow of money.
“Yang kami sampaikan dengan flow of goods itu tidak hanya bahan baku, tapi juga bahan baku penolong dan bahan semi jadi lainnya yang di produksi oleh mother company mereka di China maupun Perusahaan Global Supply Chain lainnya yang telah terikat kontrak dengan Perusahaan Manufacture di Batam,” ungkapnya kepada Kabarbatam.com.
Dikatakan Tjaw, memang perkembangan Coronavirus di China trend nya sudah menurun, tapi di negara-negara lainnya seperti Jepang, Korea Selatan dan Eropa terutama Italia sedang berkembang biak dengan dahsyatnya. Dalam waktu 5 hari, misalnya di Korea Selatan meningkat 6 kali lipat (tgl 27 masih di angka 763 orang dan per 2 Maret jam 00.00 menjadi 3.736 orang).
Kemudian di Italia dari 229 orang menjadi 1.694 orang. Jepang juga telah menutup semua sekolah dan Disney land bahkan penundaan penyelenggaraan dari Olimpiade 2020. Kontribusi dari China, Jepang dan Korea terhadap perekonomian dunia sebesar 24%. Mata rantai pasokan global semakin terancam.
“Kemarin LG Innotek (Perusahaan penyuplai untuk camera module buat apple) dan Samsung di Korea Selatan secara resmi memberitakan untuk shutdown.”
Lalu apa solusi jangka pendek, yang kita harap dari Pemerintah melakukan lobby secara G to G, supaya operator-operator yang berada di centra-centra industri dan logistics di sana kembali kerja sehingga tidak terjadi kelangkaan supply.
“Kemudian Pemerintah dapat memberikan insentif non fiscal terkait penundaan atas pajak dan restribusi daerah seperti pembebasan pengenaan Pajak Penerangan Jalan Umum (PPJU), Pajak untuk orang asing yang bekerja USD100 per bulannya, Pengurangan atas BPHTB dan pajak-pajak lainnya yang diberlakukan di Daerah,” ujar Tjaw.
Manager Admin dan General Affair Kawasan Industri Batamindo ini menambahkan, kemudian terkait TKA yang masih berada di China, harus dicarikan jalan keluar supaya mereka-mereka ini dapat kembali ke Batam untuk dapat memberikan instruksi kerja kepara karyawan-karyawannya serta percepat kenaikan batasan atas Penghasilan Tidak Kena Pajak.
Tak kalah penting, sambung Tjaw, terkait masalah keamanan yaitu meminilisir aksi-aksi unjuk rasa yang sering kali di sampaikan oleh Perusahaan Manufacture bahwa sangat mengganggu kegiatan produksi. “Sedangkan untuk jangka menengah dan panjang, Batam sangat perlu dibangun industri-industri Global Supply Chain,” pungkasnya.(aan)
-
Headline3 hari ago
28.215 Warga Natuna Masuk Kategori Miskin
-
Kepri6 hari ago
Gubernur Ansar dan Alumni SMAN 2 Tanjungpinang Rayakan Persaudaraan di Reuni Akbar
-
Batam7 hari ago
Dua Remaja Tenggelam saat Berenang di Pantai Mutiara, Polisi Upaya Pencarian Terus Dilakukan
-
Headline3 hari ago
Banyak Makan Korban, Jalan Rusak di Dusun Serteh Lingga Minim Perhatian Pemerintah Provinsi Kepri
-
Batam3 hari ago
Bea Cukai Batam Beberkan Potensi Kerugian Negara dari Penyelundupan Rokok VR7
-
Batam3 hari ago
Curi 8 Unit Laptop SD Hidup Baru, Dua Pemuda Ini Berhadapan Langsung dengan Kapolsek Seibeduk
-
BP Batam5 hari ago
Badan Usaha Pelabuhan Layani 580 Ribu Penumpang Pada Periode Angkutan Lebaran 2024
-
BP Batam20 jam ago
Progres Pembangunan 4 Rumah Contoh di Rempang, BP Batam: Listrik dan Air Sudah Masuk