Connect with us

Natuna

Cen Sui Lan Dorong Ketahanan dan Kemandirian Pangan di Pulau Midai

Published

on

IMG 20251126 WA0223
Kunjungan sehari Cen Sui Lan, Bupati Natuna di Pulau Midai, Selasa (25/11).

Natuna, Kabarbatam.com – Kunjungan sehari Cen Sui Lan, Bupati Natuna di Pulau Midai bukan hanya seremonial, Selasa (25/11). Tapi rapat kerja yang pindah ke lapangan, meniadakan sekat meja dan kursi, mempercepat simpul keputusan.

Model kolaborasi empat level pemerintahan, pusat, provinsi, kabupaten, dan desa dirajut dalam satu agenda, memastikan pangan menjadi simbol kedaulatan di beranda utara NKRI.

Tak jauh dari peternakan ayam pedaging di Desa Sebelat, arah kemandirian pangan menemukan babak baru. Dua desa di Pulau Midai, yakni Desa Air Putih dan Desa Gunung Sebelat mengusulkan pembukaan lahan sawah seluas 500 hektare.

Rencana Ini bukan semata angka di peta rencana, melainkan ikhtiar jangka panjang menegakkan ketahanan pangan di pulau terluar utara Republik.

Bupati Natuna Cen Sui Lan turun langsung ke titik koordinat lahan. Hamparan tanah dikelilingi bukit ditengah hamparan di alur laut alki 1, mendorong Midai sebagai lumbung mini. Letaknya yang jauh dan terpisah dari pulau Bunguran sebagai pusat Kabupaten.

Lalu bagaiman terobosan ini dapat terwujud?

Dari titik satu hektare sawah, Cen bergerak cepat. Ia merogoh ponsel, menghubungi pejabat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU, meminta pengadaan irigasi. Responsnya kilat, yang jarang ditemui dalam mekanisme birokrasi berlapis.

“Kalau airnya siap, petani siap menanam. Ketahanan pangan di sini (Midai,red) harus dimulai dari sumbernya,” kata Cen, nadanya tegas. Bagi dia, air bukan sekadar debit, tetapi prasyarat kedaulatan pangan.

Cen Sui Lan menegaskan, terobosan ini diawali dari kolaborasi kewenangan program. Tidak hanya dibebankan pada anggaran pemerintah daerah.

Pemerintah Desa, penyediaan lahan, penguatan kelembagaan kelompok tani, pengelolaan awal.

Pemerintah Kabupaten, Perencanaan teknis percetakan sawah, pembinaan pertanian.
Pemerintah Provinsi, dukungan alat dan mesin pertanian pulau terluar.

Pemerintah Pusat, program cetak sawah baru, berupa bantuan bibit unggul, penyuluhan intensif, dan sokongan program ketahanan pangan nasional.

Dalam rapat lapangan tersebut, Cen Sui Lan langsung berkoordinasi ke Ditjen SDA Kementerian PU. Meminta dibangun irigasi primer dan teknis.

Pemerintah Kabupaten, menyiapkan jaringan distribusi dan tata kelola air irigasi lokal. Sementara Pemerintah Desa, menyiapkan operasional dan pemeliharaan titik irigasi di lapangan.

Ketahanan pangan di Pulau Midai adalah harapan masyarakat. Pulau Midai lebih mudah terjadi kelangkaan jika cuaca buruk musim Utara berkepanjangan. Bahkan harga bahan pokok di sana jauh lebih melangit dari daerah lain di Kepri. Bahkan pada normal pun, harganya sudah tinggi.

Sebagian besar bahan pokok di Pulau ini dipasok dari Pemangkat, menggunakan kapal kayu. Kekosongan jadwal kapal Pelni seperti kapal perintis, KM Bukit Raya dan singgahnya kapal Roro menjadi momok menakutkan masyarakat, akan kelangkaan bahan pokok.

Pantau Kondisi  Jalan Lingkar

Kesempatan yang terbatas waktu tersebut, Cen Sui Lan bersama rombongan wakil Bupati, TP2D serta anggota legislatif memantau kondisi jalan lingkar Midai yang direncanakan akan direvitalisasi. Salah satu infrastruktur untuk menopang program ketahanan pangan.

“Jalan lingkar Pulau Midai adalah akses vital penghubung desa-desa, sudah pasti menjadi urat logistik distribusi pangan. Proses revitalisasi nya harus cepat,” tegas Cen.

Jalan lingkar Midai ini bukan sekadar aspal, melainkan penentu biaya hidup warga pulau.

Mantan legislator Senayan tahun 2024 ini cukup gesit, cuaca buruk tak menyudahi kunjungannya di Pulau Midai. Dengan mobil ambulan langkahnya terus melaju menanjaki jalan pedesaan, hingga menjangkau pintai disisi Utara Pulau Midai.

Di sisi utara pulau ini ancaman datang dari laut. Abrasi mulai menggerus garis pantai. Cen meninjau titik rawan yang diproyeksikan masuk Program Pengamanan Pantai, sebuah inisiatif mitigasi pesisir pulau kecil.

Pengaman pantai pulau Midai menjadi bagian penting menjaga pesisir pantai agar akses masyarakat tidak rusak dan menjadi aspirasi yang harus dituntaskan lewat pemerintah pusat. Namun perannya tidak hanya di Provinsi dan Kabupaten, Pemerintah Kecamatan dan Desa sangat bertanggung jawab memberikan edukasi maupun pengawasan.

Kunjungan kerja Cen Sui Lan di Pulau Midai masih membawa pulang pekerjaan penting untuk terus diperjuangkan di kementerian.

Untuk mendorong ketahanan pangan setitik pulau kecil ditengah alur Alki 1 ini, Cen Sui Lan menyempatkan meninjau pelabuhan Perintis.

Ketersediaan bahan pokok masyarakat di Pulau Midai sangat bergantung dari keberadaan pelabuhan Perintis ini. Setiap kapal yang merapat membawa harapan untuk warga.

“Pelabuhan Perintis ini dulu aspirasi kita di DPR RI,” kenangnya.

Saat ini pelabuhan perintis telah ditetapkan sebagai jalur singgah kapal Roro dan kapal Pelni. Namun infrastruktur pendukung belum terpenuhi. Bahkan sudah bertahun-tahun sudah diusulkan.

Sarana dan prasarana pelabuhan harus disiapkan untuk kemudahan sandarnya kapal Roro.

“Pelengsengan dan Turap untuk sarana pelabuhan ini penting, mudahkan keluar masuk Roro, supaya arus logistik dan akses warga lebih aman, murah, dan manusiawi,” ungkap Cen.

Kurangnya sarana pelabuhan menyebabkan kapal Roro jarang merapat ketika musim angin Utara. Bahkan kapal Pelni pun hanya Lego jangar ditengah laut. Tentu ini menjadi momok menakutkan. Ketika kapal kayu harus berjuang ditengah cuaca buruk untuk menyeberangkan perahu. Menjemput bahan pokok dan penumpang.

Peran penting Natuna dan Pulau Midai di Ujung Utara menandakan perbatasan ini bukan garis akhir. Perbatasan adalah garis mulai kita berdiri. (*)

Advertisement

Trending