Batam
BC Batam Tetapkan Dua Orang Tersangka Dalam Kasus Penyelundupan KM Budi
Batam, Kabarbatam.com – Bea dan Cukai Batam tetapkan dua orang tersangka dalam kasus penyelundupan ribuan mikol dan ratusan karton rokok muatan kapal kayu KM Budi yang sempat kandas di perairan Pulau Putri, Kecamatan Nongsa beberapa waktu lalu.
Perkembangan kasus penyelundupan tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Batam, M Rizki Baidillah, saat dikonfirmasi awak media pada Senin (15/3/2021) siang.
M Rizki Baidillah mengatakan, bahwa sejauh ini pihaknya telah menetapkan dua orang pelaku dalam aksi penyelundupan ribuan mikol dan ratusan karton rokok muatan kapal kayu KM Budi .
“Hasil penyidikan dalam perkara ini, Bea Cukai Batam menetapkan dua orang tersangka yakni BRH (34) selaku nahkoda dan IAZ (40) selaku ABK kapal,” ungkapnya.
Sementara itu, lanjut M Rizki menyampaikan, untuk barang bukti rokok dan mikol muatan kapal kayu KM Budi yang sempat kandas di perairan Pulau Putri, Kecamatan Nongsa telah berhasil dievakuasi dan ditarik ke Tanjung Uncang.
“Untuk kapalnya sendiri yang sempat kandas di perairan Pulau Putri, Nongsa beberapa waktu lalu, saat ini telah berada di Tanjung Uncang,” ujar M Rizki.
Dijelaskannya, KM Budi telah terbukti membawa barang ilegal yang melanggar undang-undang kepabeanan dengan jumlah barang muatan sebanyak 454 karton rokok berbagai merk dengan jumlah 5,9 juta batang dan 1.020 botol minuman beralkohol (mikol).
“Atas peristiwa tersebut Negara mengalami kerugian mencapai Rp 10 Miliar,” terangnya.
Tak hanya itu, pada saat dilakukan pengejaran, kapal kayu KM Budi sempat menabrak kelong milik masyarakat setempat saat terilbat aksi kejar-kejaran bersama petugas Bea Cukai Batam.
“Atas kerusakan yang terjadi, BC Batam berinisiatif atas perintah pimpinan untuk melakukan komunikasi kepada pihak warga dan memberikan bantuan untuk membantu kerusakan kelong tersebut,” jelasnya.
Atas perbuatannya, kedua tersangka berinisial BRH (34) dan IAZ (40) dijerat dengan Pasal 102 huruf a Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan dengan ancaman pidana penjara paling singkat 1 tahun dan pidana penjara paling lama 10 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp50.000.000,00 dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 miliar.
Kemudian, pelaku juga dijerat dengan Pasal 50, pasal 54, dan pasal 56 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 Tentang Cukai dengan ancaman pidana penjara paling singkat 1tahun dan paling lama 5 tahun dan pidana denda paling sedikit 2 kali nilai cukai dan paling banyak 10 kali nilai cukai yang seharusnya dibayar.
“Saat ini proses penyidikan masih terus dilakukan dan tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka baru dalam kasus ini,” pungkasnya. (Atok)
-
Batam2 hari ago
Kampanye Akbar Paslon ASLI Jelang Masa Tenang Dipadati Ribuan Simpatisan dan Pendukung
-
Advertorial2 hari ago
Hari Pertama Setelah Cuti, Rudi Tinjau Proyek Infrastruktur Strategis untuk Wujudkan Kota Modern dan Bebas Kemacetan
-
Batam3 hari ago
Kendalikan Judi Online Beromzet Miliaran di Batam, Perjalanan Kakak Beradik Candra dan Anton Berakhir di Bui
-
Advertorial2 hari ago
Resmikan Sekretariat BPD KKSS Kota Batam, Warga KKSS Dihibur Atraksi Pesulap Mr. Mind Muhammad
-
Batam1 hari ago
Usai Terima SK dari Ketua BPW Kepri, Pengurus BPD KKSS Batam Gelar Pelantikan Desember 2024
-
Batam3 hari ago
Belanja Fiktif Gunakan Anggaran RSUD Embung Fatimah, Kejari Batam Tetapkan 2 Orang Tersangka
-
Batam3 hari ago
Merinding, Ratusan Perahu Nelayan Pulau Terong Batam Sambut Kunjungan Ansar-Nyanyang
-
Batam2 hari ago
Masuki Masa Tenang, H. Muhammad Rudi Ajak Tim Pemenangan dan Relawan Jaga Kekompakan