Uncategorized @id
Kasus Kekerasan SMK Penerbangan Dirgantara Masuk Tahap Penyelidikan Ditreskrimum Polda Kepri
Batam, Kabarbatam.com – Kasus kekerasan terhadap siswa di SMK Penerbangan Dirgantara Kota Batam memasuki tahapan penyelidikan Ditreskrimum Polda Kepri.
Dalam kasus ini, lima orang korban berinisial IN (17), SA (18), RA (17), GA (17) dan FA (17) hari ini telah membuat Laporan Polisi perihal penganiayaan yang dialaminya.
Kasus penganiayaan ini, saat ini sedang ditangani oleh penyidik Dit Reskrimum Polda Kepri dengan Laporan Polisi (LP) nomor : LP-B / 138 / XI / 2021 / SPKT-Kepri, tanggal 19 November 2021.
“Ini merupakan bentuk respon cepat dari kita dalam menindaklanjuti pemberitaan terkait dengan adanya dugaan tindak pidana kekerasan atau penganiayaan yang terjadi di SMK tersebut,” ujar Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol Harry Goldenhardt S, didampingi Dir Reskrimum Polda Kepri Kombes. Pol. Jefri Ronald Parulian Siagian, Jum’at (19/11/2021).
Dijelaskan Harry, dari hasil pemeriksaan sementara para korban ini mendapatkan perlakuan kekerasan sejak kelas 1 sampai dengan korban kelas 3 dan mereka mendapatkan perlakuan kekerasan dikarenakan adanya pelanggaran yang mereka buat.
“Ada beberapa perlakuan yang dialami korban seperti kekerasan verbal, fisik termasuk juga kekerasan dengan menggunakan rantai terhadap anak didik tersebut. Dit Reskrimum Polda Kepri sudah melayangkan surat untuk permintaan Visum Et Repertum dan melakukan penyitaan terhadap Dokumen foto korban saat dirantai,” ungkap Harry.
Sementara itu, Dir Reskrimum Polda Kepri Kombes. Pol. Jefri Ronald Parulian Siagian menyampaikan, dengan kejadian ini pihaknya mengaku sangat prihatin. Di dalam dunia pendidikan masih ada terjadi hal-hal yang seperti ini.
“Tentu proses penyidikan terhadap kasus ini terus berjalan. Apabila nanti telah ditemukan dua alat bukti yang kuat, penyidik akan meningkatkan proses penyelidikan menjadi penyidikan,” tutur Jefri.
Terhadap dugaan tindak pidana yang terjadi ini, diterapkan juga pasal 80 Jo pasal 76 huruf C Undang-undang no 35 Tahun 2014 tentang perlindungan terhadap perempuan dan anak, disamping itu juga penyidik akan menerapkan Pasal 354 KUHP tentang penganiayaan berat dengan ancaman hukuman diatas 5 tahun penjara.
Diwaktu yang sama, pendamping UPTD PPA Provinsi Kepri Tetmawati Lubis mengucapkan, terima kasih kepada Polda Kepri atas respon cepatnya dalam penanganan kasus ini.
“Kami dari UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak Provinsi Kepri sifatnya pendampingan terhadap korban. Sekali lagi terima kasih kepada Polda Kepri atas respon cepat tanggapnya,” beber Tetmawati Lubis.
Dijelaskan Tetmawati, mengawasi sistem penyelenggaraan perlindungan anak di Kota Batam dan objek adalah semua pihak diawasi oleh UPTD.
“Kami soroti bagaimana sistem perlindungan anak di suatu tempat tersebut. Alhamdulillah, hari ini kami sangat mengapresiasi sekali atas langkah pihak Kepolisian merespon cepat informasi dan temuan-temuan yang kami sampaikan,” pungkasnya. (Atok)
-
Batam3 hari ago
Polda Kepri Gerebek Server Judi Online Terbesar di Batam, Omzet Capai Miliaran Per Bulan
-
Batam2 hari ago
Kampanye Akbar Paslon ASLI Jelang Masa Tenang Dipadati Ribuan Simpatisan dan Pendukung
-
Advertorial1 hari ago
Hari Pertama Setelah Cuti, Rudi Tinjau Proyek Infrastruktur Strategis untuk Wujudkan Kota Modern dan Bebas Kemacetan
-
Batam2 hari ago
Kendalikan Judi Online Beromzet Miliaran di Batam, Perjalanan Kakak Beradik Candra dan Anton Berakhir di Bui
-
Advertorial2 hari ago
Resmikan Sekretariat BPD KKSS Kota Batam, Warga KKSS Dihibur Atraksi Pesulap Mr. Mind Muhammad
-
Batam3 hari ago
Buka Rute Roro Batam-Johor, BP Batam Dorong Pengembangan Pariwisata dan UMKM Kota Batam
-
Batam22 jam ago
Usai Terima SK dari Ketua BPW Kepri, Pengurus BPD KKSS Batam Gelar Pelantikan Desember 2024
-
Batam2 hari ago
Belanja Fiktif Gunakan Anggaran RSUD Embung Fatimah, Kejari Batam Tetapkan 2 Orang Tersangka