Connect with us

Headline

Hibah Kapal Asing, Hamid Rizal: Operasionalnya Besar dan Tidak Mampu Dioperasikan Nelayan

redaksi.kabarbatamnews

Published

on

F35564040

Natuna, Kabarbatam.com – Pemerintah Kabupaten Natuna menyatakan bahwa kapal asing yang akan dihibahkan untuk nelayan di Natuna tidak cocok untuk nelayan. Alasannya kapal-kapal tersebut rata-rata berukuran besar.
Hal tersebut disampaikan Bupati Natuna Hamid Rizal menanggapi rencana Kementerian Kelautan dan Perikanan yang akan menghibahkan kapal asing pencuri ikan untuk nelayan di daerah.

“Masyarakat tidak mampu mengoperasikan kapal-kapal itu, khususnya untuk nelayan di Natuna,” kata Bupati Natuna dilansir dari Antara, Minggu (24/11/2019).
Bupati mengatakan, kebijakan pemerintah pada dasarnya baik, seperti penenggelaman kapal yang menjadi shock therapy atau efek jera.
Pasalnya, warga Natuna biasanya mencari ikan di pagi hari dan sudah pulang di sore hari. Sedangkan, kapal berukuran besar itu biasanya akan mencari ikan selama berminggu-minggu. Kebutuhan bahan bakarnya juga sangat besar.

“Susah mengubah budaya masyarakat yang sudah dijalankan bertahun-tahun. Mencari ikan pagi pulang sore,” kata Hamid Rizal.
Namun, jika rencana tersebut terealisasi suatu saat nanti, Hamid berharap pemerintah Indonesia juga memberikan subsidi bahan bakar.

“Operasional kapal itu besar, minyaknya bisa berton-ton. Satu kapal membutuhkan minyak puluhan juta. Harus ada bapak angkat (membantu menyediakan bahan bakar),” kata dia.
Terkait kebijakan mempertimbangkan larangan penggunaan cantrang, Bupati menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah pusat. Yang pasti, nelayan di Natuna sekarang sudah tidak memakai cantrang lagi yang berdampak pada melimpahnya ikan di sana.

“Sebenarnya cantrang merusak, habis ikan-ikan yang kecil. Dulu nelayan Natuna pernah menggunakannya, sejak dilarang sudah tidak ada lagi,” kata dia.
Seperti diketahui, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo berencana menyerahkan kapal-kapal asing pencuri ikan di wilayah perairan Indonesia dapat diserahkan ke nelayan, bukan ditenggelamkan.

“Kapal yang ada ini, apa ada ribuan kapal, nah hasilnya apa. Ini bagaimana kalau kita serahkan. Kalau masih bagus untuk disita negara, kemudian kita reparasi untuk diserahkan ke nelayan,” kata Edhy di Menara Kadin Jakarta.
(Atx)
(Sumber: Kritisnews.com)

Advertisement

Trending