Connect with us

Headline

Cen Sui Lan Sedih Masih Sangat Minimnya Perhatian Pemerintah Pusat terhadap Nelayan Natuna

Published

on

Img 20250618 wa0272
Bupati Natuna Cen Sui Lan saat Rapat Koordinasi Forum Sinkronisasi Pengawasan dan Penegakan Hukum di Wilayah Yurisdiksi Indonesia, yang digelar di Ballroom Jelita Sejuba, Sepempang, Rabu (18/6).

Natuna, Kabarbatam.com – Bupati Natuna, Cen Sui Lan, menyampaikan secara terbuka berbagai keluhan dan permasalahan yang dihadapi masyarakat Natuna di perbatasan, dalam Rapat Koordinasi Forum Sinkronisasi Pengawasan dan Penegakan Hukum di Wilayah Yurisdiksi Indonesia, yang digelar di Ballroom Jelita Sejuba, Sepempang, Rabu (18/6).

Forum yang dihadiri Asisten Deputi Koordinasi Doktrin dan Strategi Pertahanan Brigjen TNI Purwito, Cen mengungkap kondisi sulit yang dialami nelayan tradisional Natuna akibat lemahnya perlindungan di laut dan maraknya praktik illegal fishing, khususnya oleh kapal asing asal Vietnam.

“Natuna itu 99 persen laut. Tapi yang kita jaga justru hanya daratannya yang tidak sampai satu persen. Sementara di laut, ratusan kapal asing bisa beroperasi hampir sepanjang tahun tanpa tersentuh,” ujar Cen.

Cen menyoroti ketimpangan perlindungan dan perhatian dari pemerintah pusat terhadap wilayah Natuna sebagai kawasan perbatasan yang strategis. Ia menyebut, dengan alat tangkap seadanya dan kapal kecil, nelayan lokal tak mampu bersaing.

“Natuna ini kaya, tapi masyarakatnya miskin. Saya sebagai Bupati merasa sedih. Empat bulan menjabat, saya merasa belum bisa berbuat apa-apa,” ucapnya.

Img 20250618 wa0271

Ia juga menyoroti regulasi yang menurutnya tidak berpihak kepada daerah kepulauan. Aturan mengenai batas wilayah laut seperti 4 mil dan 12 mil dinilai menyulitkan daerah untuk mengelola potensi sumber daya laut mereka sendiri.

“Kalau pusat tidak mampu sendiri, kenapa tidak libatkan swasta? Kirimkan kapal-kapal besi agar nelayan kami bisa masuk ke laut lepas. Jangan hanya kapal dari luar yang diberi izin, sementara nelayan lokal tak punya alat tangkap memadai,” tegasnya.

Menurutnya, keberhasilan menjaga kedaulatan tidak hanya diukur dari aspek pertahanan militer, tetapi juga dari kesejahteraan masyarakat lokal. Oleh karena itu, ia meminta agar ada intervensi nyata dari pemerintah pusat untuk mendukung kemandirian dan perlindungan masyarakat Natuna.

“Pertahanan tidak cukup dengan pasukan. Kalau masyarakatnya lapar, bagaimana bisa menjaga kedaulatan? Kita butuh perlindungan dan perhatian nyata,” katanya.

Di akhir sambutannya, Cen menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian pemerintah pusat melalui berbagai kunjungan ke Natuna. Namun ia menekankan bahwa yang paling penting adalah tindakan nyata.

“Semoga rakor ini membawa dampak yang nyata bagi perbaikan kondisi kami di perbatasan,” pungkasnya. (*)

Advertisement

Trending