Connect with us

Headline

Feri Tanjungpinang-Batam Tak Beroperasi karena Kehabisan Stok BBM, Ini Penjelasan Lengkap Pertamina

redaksi.kabarbatamnews

Published

on

F117236736

Batam, Kabarbatam.com– Beberapa kapal yang melayani rute Tanjungpinang-Batam tak bisa beroperasi, Kamis (5/12/2019). Kapal feri seperti MV Oceana dan Baruna berhenti beroperasi karena tak mendapatkan pasokan BBM.
“Hari ini kapal-kapal kami tidak jalan. Tiba-tiba pasokan BBM habis dan tak tersedia. Kami sudah sampaikan hal ini ke Pertamina,” ungkap Fendi, pengelola MV Oceanna kepada Kabarbatan.com.
Ia mengungkapkan, kapal-kapal saat ini masih berada di Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang. Pihaknya masih menunggu informasi lebih lanjut dari Pertamina terkait tidak adanya pasokan BBM bagi agen pelayaran di pinang. 
“Kami belum dapat informasi lanjutan lagi mengapa pasokan bagi  kami nggak ada untuk hari ini. Biasanya kami dapat pasokan BBM dari TBBM Kijang antara 9 ton hingga 13 ton, bahkan lebih. tetapi hari ini gak ada,” ungkapnya. 
Pihaknya saat ini masih menunggu konfirnasi dari Pertamina kapan akan mendapatkan BBM dolar subsisi tersebut. Fendi berharap agar pasokan BBM dari Pertamina segera tiba agar kapal bisa segera beroperasi lagi.
“Selama ini kami mendapatkan pasokam dari Kijang. Kalau nggak dari Kijang, didatangkan dari TBBM Pertamina yang ada di Batam,” ujarnya.
Selain MV Oceanna dan Baruna Jaya, MV Marina juga tak beroperasi. Akibatnya banyak penumpang yang kini “terlantar” di dua pelabuhan. baik di pelabuhan punggur maupun Batam.
Unit Manager Communication, Relation, & CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I Roby Hervindo menjelaskas bahwa pasokan BBM solar subsidi bagi tiga agen di Batam selama ini diperoleh dari BPH Migas, bukan dari Pertamina. 
“Khusus bagi tiga agen pelayaran di Tanjungpinang tersebut mendapatkan kuota BBM subsidinya dari BPH Migas. Di luar itu, menjadi tanggungjawab Pertamina. Ini yang perlu kami luruskan,” ungkap Roby. 
“Terkait tak beroperasinya kapal feri rute Tanjungpinang-Batam karena tak mendapatkan BBM, ada kemungkinan dikarenakan kuota BBM solar bersubsidi dari BPH Migas sudah habis, dan mungkin hal ini kurang terkomunikasikan dengan baik. Padahal persediaan kita masih ada di TBBM Kabil dan Kijang,” tambahnya.
Jika kondisinya kuota dari BPH Migas menipis atau habis maka sebetulnya, tambah Roby persediaan BBM solar subsidi di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Kabil dan Kijang masih tersedia dan hal ini bisa dikomunikasikan dengan baik oleh agen pelayaran. 
“Secara stok, BBM subsidi masih tersedia di Kabil dan Kijang. Namun, Pertamina tak bisa serta merta memindahkan pasokan BBM tersebut kepada tiga agen pelayaran tersebut tanpa ada koordinasi,” ungkap Roby.
Untuk itu, sebagai solusinya, Pemerintah Daerah (Pemda) harus berperan dengan menyurat kepada BPH Migas agar kuota BBM bagi tiga agen pelayaran tersebut ditambah. Tiga agen pelayaran tersebut di antaranya Oceanna dan Marina.
“Jika sudah ada surat resmi ke BPH Migas, dari situ maka Pertamina bisa mendistribusikan BBM solar subsidi tersebut. Pertamina tidak bisa langsung menyalurkan BBM tanpa ada koordinasi terlebih dahulu karena ini terkait dengan BBM subsisi,” paparnya.
Untuk kapal-kapal feri lainnya, sambung Roby, menjadi tanggungjawab Pertamina dan terus dipantau pengawasan penyaluran dan penggunaan kuota BBM solar subsidinya. “Untuk kapal feri lainnya kita pantau terus, makanya bila stok atau kuotanya berkurang, kita tambah pasokaknya disesuaikan kebutuhan,” pungkas Roby. (war)

Advertisement

Trending