Batam
Industri Galangan Kapal di Batam Butuh 8.000 Tenaga Kerja
Batam, Kabarbatam.com – Industri galangan kapal di Batam lagi ‘seksi-seksinya’. Menggeliat lagi. Umumnya banyak menerima order pembuatan kapal. Tahun ini saja, sekitar 8.000 tenaga kerja yang dibutuhkan.
Demikian disampaikan Osman Hasyim Ketua Aliansi Maritim Indonesia (ALMI) saat berbincang dengan wartawan di kawasan Sukajadi Batam. “Sekitar 10 industri galangan kapal (shipyard) di Batam saat membutuhkan 8.000 tenaga kerja,” ungkap Osman.
Itu dari hasil kunjungannya langsung ke perusahaan shipyard di Batam. Tercatat ada puluhan industri galangan kapal di Batam. Tersebar di Tanjunguncang, Kabil dan Sekupang.
“Rata-rata mereka menerima orderan pembuatan kapal. Nah, di saat industri kita lagi naik, tenaga kerja kita justru kurang. Ini tantangan bagaimana kita bisa memenuhi tenaga kerja agar industri galangan kapal makin bergairah,” kata Osman.
Ini belum termasuk McDermott yang membutuhkan sekitar 12.000 tenaga kerja baru.
Mendorong pertumbuhan usaha di sektor industri maritim, kata Osman, tidak mudah. Banyak tantangan dan butuh perjuangan, mengingat ada sejumlah aturan yang dirasa membebani pelaku usaha.
“Kami terus mendorong agar pemerintah mencermati kondisi Batam. Saat itu, sekitar dua tahun lalu, industri shipyard anjlok dan terpuruk. Kami berjuang agar beberapa aturan direvisi, kita minta ditinjau ulang karena tidak berpihak pada insustri galangan kapal,” ujarnya.
Tidak hanya di daerah, sambung Osman, pihaknya juga berjuang hingga ke pusat. Meminta pemerintah mengkaji lagi aturan agar berpihak pada industri galangan kapal di Batam.
Setelah berjuang bersama para pelaku usaha dan asosiasi, pemerintah akhirnya merevisi aturan dan menghapus aturan yang membebani pelaku usaha.
“Hasilnya, industri shipyard bergairan lagi. Sesuai rilis BPS, industri galangan kapal Batam melonjak 760 persen c to c, dihitung berdasarkan pertumbuhan PDB per kapita. Ini sangat memuaskan bagi kita,” ungkapnya
Sejak saat itu, perusahaan shipyard Batam mulai banyak menerima pesanan membuat kapal. Bukan satu atau dua kapal, tapi satu perusahaan bisa menerima puluhan pesanan pembuatan kapal.
Terkait kebutuhan tenaga kerja, pihaknya berupaya mencari solusi. Di antaranya berkoordinasi dengan kementerian terkait, seperti Kemennaker, Kemendag dan Kementerian Perindustrian.
“Kita juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah, stakeholder dan pemangku kepentingan mencari solusi bersama. Kita lakukan rapat dan pertemuan membahas hal ini,” kata Osman.
Salah satu yang sedang dilakukan saat ini, kata dia, mengadakan pelatihan dan sertifikasi BNSP bagi calon tenaga kerja. Merekrut tenaga kerja untuk dilatih dan dididik agar terampil dan siap pakai.
“Kami menggandeng LPK yang ada di sejumlah tempat. Instrukturnya kami hadirkan khusus untuk memberikan pelatihan,” ujarnya. (war)
-
Natuna1 hari agoDana Desa Rp52 Miliar di Natuna Rawan Salah Kelola, Kejati Kepri Ungkap Temuan Administratif
-
Batam1 hari agoMassa Simpatisan Padati Kantor DPC Partai Gerindra, Iman Sutiawan: Jaga Harkat Martabat Partai!
-
Batam10 jam agoKapolresta Barelang Kombes Pol Zaenal Arifin Dimutasi ke Mabes Polri
-
Natuna2 hari agoTol Laut Belum Maksimal, Pengusaha Natuna Keluhkan Keterbatasan Reefer Container
-
Batam2 hari agoHari Jadi ke-196 Batam, Amsakar-Li Claudia: Kota Maju Dibangun dari Kebersamaan
-
Headline3 hari agoInvestasi Pasir Kuarsa di Natuna Disorot, PT MMI Tegaskan Komitmen Patuh Hukum dan Lindungi Hak Masyarakat
-
Batam1 hari agoDPRD Kota Batam Gelar Paripurna Hari Jadi Batam ke-198, Sarat Nuansa Budaya Melayu
-
Headline2 hari ago99% Layanan Telkomsel Pulih Pasca Bencana Banjir dan Longsor di Sumatera Barat



