Connect with us

Batam

Kadin Kepri dan Apindo Minta Tarif Kontainer Diintervensi agar Batam Lebih Kompetitif

redaksi.kabarbatamnews

Published

on

Img 20220313 Wa0010
Kadin Kepri bersama Apindo Kepri menemui Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Menko Bidang Perekonomian RI, belum lama ini.

Batam, Kabarbatam com – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kepri bersama Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kepri meminta kepada Menko Perekonomian Airlangga Hartarto untuk mengevaluasi penetapan tarif kepelabuhanan di Batam yang dinilai masih sangat tinggi.

“Kadin Kepri bersama Apindo Kepri menyampaikan beberapa masukan kepada Menko Perekonomian, salah satunya terkait tarif kepelabuhan di Batam yang kami nilai tarifnya masih tinggi. Hal ini tentu membebani pelaku usaha,” ungkap Ketua Kadin Kepri Akhmad Maruf Maulana, saat bertemu Menko Perekonomian bersama dengan Apindo Kepri, di Jakarta pada Kamis (10/2/2022).

Maruf yang juga Ketua Tim Koordinasi Percepatan Pemulihan Ekonomi Daerah Kepri meminta Menko Perekonomian agar tarif kepelabuhanan, khususnya tarif kontainer Batam-Singapura dan Singapura-Batam murah sehingga Batam bisa lebih kompetitif dan berdaya saing.

“Kita meminta agar tarif kontainer bisa lebih murah. Faktanya saat ini, tarif kontainer masih sangat tinggi, jika dibandingkan Jakarta-Singapura dan Singapura-Jakarta,” tegasnya.

Maruf menambahkan bahwa, biaya atau tarif kepelabuhanan, khususnya tarif kontainer saat ini telah mencapai 3 sampai 4 kali lipat dari tarif yang ada di Perka BP Batam Nomor 34 Tahun 2021.

Maruf juga menegaskan bahwa tingginya biaya logistik ini tidak terlepas dari fakta bahwa semua kontainer ekspor maupun impor ke Batam harus melalui transit di pelabuhan Singapura yang memberi peluang ke pihak-pihak tertentu untuk membebani biaya yang tinggi kepada pelaku usaha, atau dikenal sebagai biaya transhipment.

“Ini yang mesti disikapi secara serius oleh pemerintah bersama dengan BP Batam sebagai operator karena ada dugaan monopoli tarif oleh perusahaan asing sehingga membebani pelaku usaha dalam negeri. Kalau seperti ini, kita tidak akan bisa kompetitif dan berdaya saing karena masih ada item tarif kepelabuhanan kita yang masih tinggi,” tegasnya.

Menindaklanjuti keluhan pelaku usaha terkait tarif kepelabuhanan tersebut, Tim Menko Perekonomian yang dipimpin oleh Sesmenko Perekonomian Susiwijono mengadakan pertemuan di Batam pada 25 Februari lalu bersama dengan BP Batam, Kadin Kepri, Kadin Batam, Apindo Kepri dan Apindo Batam, bersama asosiasi pengusaha dan maritim.

Rapat yang bertempat di Hotel Marriot Harbourbay yang dipimpin langsung oleh Sesmenko Perekonomian ini dilakukan untuk membahas perihal biaya logistik yang yang dikeluhkan para pelaku usaha di Batam.

Dalam pertemuan tersebut, semua masukan dan keluhan telah diakomodir oleh Menko Perekonomian dan BP Batam. BP Batam juga telah menyampaikan bahwa tarif-tarif yang berlaku di Pelabuhan Batuampar saat ini sudah murah, dibandingkan dengan pelabuhan besar di Indonesia serta Singapore dan Malaysia.

Maruf berharap agar otoritas pengelola pelabuhan Batuampar Batam dapat lebih berperan aktif lagi dalam menindaklanjuti permasalahan ini yang dialami pelaku usaha.

“Dibutuhkan solusi penyelesaian yang konkrit agar tarif logistik di Batam, khususnya tarif kontainer dapat diturunkan. Pasalnya selama ini Batam juga telah kehilangan banyak kesempatan untuk menarik investor akibat biaya logistik yang tidak bersaing,” pungkasnya. (*)

Advertisement

Trending