Connect with us

Karimun

Kunjungi Pelatihan Tenun di Perayun, Bupati Siap Patenkan Songket Melayu Khas Karimun

redaksi.kabarbatamnews

Published

on

Img 20211212 wa0025
Bupati Karimun, Aunur Rafiq mengunjungi pelatihan pengrajin tenun songket khas melayu di Desa Perayun, Kecamatan Kundur Utara, Jum'at (10/11/2021).

Karimun, Kabarbatam.com – Bupati Karimun, Aunur Rafiq mengunjungi pelatihan pengrajin tenun songket khas melayu di Desa Perayun, Kecamatan Kundur Utara, Jum’at (10/11/2021).

Pelatihan bagi belasan pengrajin tenun yang tak lain merupakan warga Desa Perayun itu, bekerjasama dengan Persatuan Ahli Seni Tradisional Alam Melayu (Perkasa Alam).

Bupati Karimun, Aunur Rafiq mengaku tak menyangka ada sejumlah masyarakatnya yang menjadi pengrajin tenun khas melayu.

Ia bahkan begitu kagum melihat hasil tenun songket melayu dengan corak perahu jong yang merupakan perahu layar tradisional khas Kabupaten Karimun tersebut.

“Sangat luar biasa di Desa Perayun ini ternyata ada pengrajin tenun khas melayu, sehingga saya hari ini datang untuk memberi dorongan dan melihat langsung seperti apa pembuatannya, dan ternyata sangat bagus dengan corak perahu layar atau jong nya,” ujar Bupati Rafiq.

Bupati mengatakan, pemerintah daerah akan mendorong penuh agar hasil tenun songket melayu warga Desa Perayun itu dapat menjadi ciri khas Kabupaten Karimun.

Dimana, sebagai langkah awal ia akan mendorong songket melayu tersebut dapat digunakan oleh para kafilah dalam Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ).

“Apabila bapak dan ibu dapat menghasilkan tenun dengan ciri khas Karimun ini, saya harap kafilah dapat mengunakan songket melayu ini pada MTQ tingkat kabupaten mendatang sebagai ajang promosi kita,” katanya.

Bupati menjelaskan bahwa pengrajin tenun di Desa Perayun menjadi satu-satunya yang ada di Kabupaten Karimun.

Sehingga, ia meyakini para pengrajin tersebut dapat menghasilkan hasil tenun yang terus berkembang dan nantinya dapat dipatenkan.

“Saya yakin akan berkembang dan bisa kita patenkan, karena jika hasil tenun seperti songket melayu dapat diproduksi dengan skala luas dan berkelanjutan maka akan menambah pendapatan para pengrajin dan mendongkrak perekonomian Karimun secara luas,” jelasnya.

Sementara itu, Abu Abdillah Fahmi salah satu pengkaji Perkasa Alam mengatakan, pelatihan tenun songket melayu di Desa Perayun itu berlangsung mulai 23 November 2021 sampai 14 Desember 2021.

“Pelatihan tenun songket melayu ini adalah upaya kita untuk pemberdayaan masyarakat dengan tetap melestarikan seni warisan budaya melayu yang hasilnya nanti diharapkan bisa menjadi produk unggulan baik Desa Perayun maupun Kabupaten Karimun,” katanya.

Fahmi mengatakan, pihaknya sangat menyambut baik rencana Pemerintah Kabupaten Karimun untuk mempatenkan hasil tenun songket melayu tersebut.

Ia juga mengharapkan pemerintah dapat memberikan dukungan untuk kajian lebih mendalam mengenai songket melayu.

“Karena utamanya untuk mengangkat kembali corak asli Riau dan diharapkan nantinya kita bisa melahirkan index geografis kain tenun songket Karimun yang mana motifnya kita b tidak berharap tidak meninggalkan corak lama tradisional alam melayu,” katanya.

Diketahui, pelatihan tenun songket melayu di Desa Prayun itu juga didukung oleh, Komunitas Tenun Tradisional Indonesia (KTTI), Ahlul Tanjak Nusantara (ATN), Rumpun Melayu Bersatu (RMBKK), Pelangi Budaya, Akademi Seni Tradisional Alam Melayu – Malaysia dan Persatuan Penggiat Seni Alam Melayu Malaysia. (Yogi)

Advertisement

Trending