Muhammad Rudi Akan Dikenang

Saya bertemu sekitar beberapa menit di lift hotel Panbil, Batam, dengan Walikota Batam Muhammad Rudi di 3 Januari 2025. Sebelum ke Batam bertemu sudah janjian dahulu. Bukan ketemu sengaja di lift. Awal pembicaraan HMR menyatakan sudah diganti nama flyover jadi Sei Ladi. “Tak masalah lagi kan”?

SAYA langsung menjawab secepat kilat. “Nampaknya tidak Pak Wali.” Ya, apalah arti sebuah nama ungkapan klasik Shakespeare pernah bilang bunga mawar akan tetap harum meski diberi nama lain. Fly over tetap menjadi fungsi menghilangkan macet dari Sekupang mau ke Nagoya atau Batam Centre yang selama ini macet panjang. Sejumlah tokoh meributkan nama Laksamana Ladi. Akhirnya diganti menjadi flyover Sei Ladi. Rudi sebagai pemimpin tak perlu waktu lama untuk mengganti nama tersebut.

Dengan dibangun fly over, tentu saja memberikan dampak luar biasa untuk arus barang dan manusia karena tidak lagi menanti lampu merah atau antre berkali kali melewati lampu merah karena saking ramainya.

Kebijakan Kepala BP Batam mengalokasikan Rp130 miliar lebih anggaran untuk pembangunan yang tepat sasaran adalah kebijakan yang pro rakyat. Duit rakyat digunakan sebaik baiknya untuk pembangunan daerah.

Ada juga pemimpin yang menggunakan duit rakyat tanpa perencanaan, penggunaan yang tepat sasaran. Sehingga fungsi bangunan tidak berperan apakah ada atau tidak bangunan tersebut. Inilah namanya proyek mubazir yang kita sama sama tahu dibangun di ibukota provinsi.

Dengan duit yang serba terbatas, harusnya proyek-proyek fisik benar benar menyentuh langsung titik keperluan rakyat. Rudi selama menjadi kepala BP Batam dan Wali Kota Batam memprioritaskan pembangunan yang menyentuh kepentingan publik mulai dari melebarkan jalan hingga mirip jalan tol namun gratis hingga meningkatkan layanan investasi agar ada kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya ke Batam.

Efeknya kota itu hidup dan maju serta mandiri secara keuangan. Buktinya APBD Batam melejit hingga Rp4 triliun.

Akhirnya pemimpin itu akan dikenang ketika ia sukses melaksanakan pembangunan manusia, pembangunan fisik, dan tentu saja pembangunan spritual umat selama dia menjadi leader. Dan Muhammad Rudi melakukan itu. Baik membangun rumah ibadah yang megah di Batam bernilai ratusan miliar.

Rudi membangun sumber daya manusia sehingga indek pembangunan manusia Batam menjadi 83 tertinggi di Sumatera. Dan itu menyelamatkan wajah Kepri sebagai provinsi IPM tertinggi di Sumatera. Di luar Batam, IPM daerah lain di Kepri di bawah 80. Karena Batam sudah 83, ikut mengangkat IPM Kepri ke SDM berkualitas walaupun pengangguran tinggi.

Dan tentu saja Rudi melebarkan jalan-jalan raya di Batam untuk memberikan kenyamanan kepada warga Batam, siapapun yang berkunjung ke Batam tak tanggung tanggung nilainya sehingga jalan di Batam begitu mewah untuk sekelas kotamadya. Jalan Batam sudah setara jalan jalan di kota maju di dunia.

Di akhir masa jabatannya, Maret 2025 Rudi akan bahagia. Karena dia memimpin dengan hati. Anak-anak Tanjungpinang akan bangga, bahwa pernah ada masa, jabatan kepala BP Batam pernah dipegang anak kelahiran Tanjungpinang. Sebelumnya jabatan itu dipimpin Habibie, Ibnu Sutoyo, JB Sumarlin.

Ketikanya tokoh besar Indonesia hingga mantan presiden Indonesia. Dan setelah tokoh tokoh itu ada Muhammad Rudi, lulusan SMAN1 Tanjungpinang yang masa kecilnya dihabiskan di Ir Sutami, Tanjungpinang.

Di akhir pertemuan, saya bertanya bagaimana 2029? Sambil tersenyum hingga kelihatan gigi nya HM Rudi menyalami saya disaksikan Ketua DPRD Batam. Sebagai ketua DPW Nasdem beliau tentu ikut arahan partai ke depan.

Termasuk diperpanjang di BP atau keliling Kepri sebagai ketua Dewan Masjid Indonesia Kepulauan Riau, keliling Kepri memakmurkan masjid. Memberikan semangat kepada pengurus DKM bagaimana masjid-masjid di daerah bisa lebih nyaman.

(Penulis: Robby Patria, Pengurus Dewan Masjid Indonesia Provinsi Kepri)