Anambas
Nelayan Anambas dalam Ancaman Serius, Kapal Ikan Asing Makin Menggila dan Marak di Perairan Indonesia

Anambas, Kabarbatam. com – Semakin maraknya beroperasi Kapal Ikan Asing (KIA) dan Kapal Cantrang di sekitar perairan Kabupaten Kepulauan Anambas menjadi ancaman serius. Sebab, Nelayan tradisional lepas pantai mengalami kehilangan serta kerusakan alat tangkap ikan miliknya.
Bukan saja menghadapi kerugian materil, keselamatan nelayan saat mencari ikan di laut ikut terancam.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Kepulauan Anambas, Dedi Syahputra, mengatakan, maraknya beroperasi kapal cantrang dan kapal ikan asing tersebut sudah masuk tahap ancaman serius bagi nelayan. Karena, sudah menghilangkan ruang tangkapan nelayan lokal.
“Nelayan Anambas harus pergi dari perairannya sendiri, nyawa mereka terancam dan bahkan mengalami kerugian begitu besar, karena alat penangkapan yaitu seperti bubu ikan mereka rusak, sebagian besar hilang terbawa jaring cantrang dan kapal ikan asing,” kata Dedi Syahputra, Selasa (18/3/2025).
Selain kerugian tersebut, Dedi menambahkan ekosistem terumbu karang yang ada, menjadi rusak dan hilang. Sehingga nelayan lokal kehilangan wilayah tangkapannya dalam waktu yang sangat panjang.
Dedi mengungkapkan bahwa kerugian nelayan Kabupaten Kepulauan Anambas sudah mendekati ratusan juta, itu baru dihitung dari kerugian bubu ikan yang rusak dan hilang.

Nelayan Anambas saat beraktivitas di atas kapalnya, di perairan Anambas, belum lama ini.
“Laporan nelayan, bubu ikan mereka banyak yang rusak dan sebagian besarnya hilang, ada yang mengalami kehilangan 14 unit, ada yang 20 unit, ada yang lebih dari itu, kita total sudah mendekati 100 juta rupiah dan akan terus bertambah” ujarnya.
Disebutkannya, kehidupan nelayan lepas pantai semakin terjepit. Karena, selain mengalami kerugian materil dan immateril, nelayan ketakutan untuk kembali melaut jika situasi di laut belum membaik.
Kondisi nelayan Anambas semakin sulit, Dedi meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah benar-benar melakukan tindakan serius dan nyata terhadap permasalahan ini.
“Jika pemerintah tidak segera menertibkan kapal cantrang dan kapal ikan asing, nelayan Anambas akan terus terpinggirkan dan tersinggirkan dari ruang laut mereka sendiri, bagaimana mereka bisa bertahan?,” tanya Dedi.
Menurutnya, aktifitas kapal cantrang dan kapal ikan asing tersebut bukan hanya pelanggaran hukum, tetapi sudah masuk dalam pelanggaran hak hidup nelayan di Kepulauan Anambas.
Untuk itu, dirinya mewakili nelayan Anambas menutut adanya patroli rutin dan penegakan hukum yang lebih masif di perairan Kabupaten Kepulauan Anambas.
“Jika pemerintah terus lamban merespons, dampaknya akan sangat luas, bukan saja bagi nelayan, tetapi juga bagi keberlanjutan sumber daya ikan di perairan kita,” tutupnya. (Refi)









-
Batam3 hari ago
Akhmad Maruf Maulana Akan Buka Puasa Bersama Ribuan Anak Yatim Piatu, Hadirkan Artis Nisa Sabyan
-
Batam1 hari ago
Diduga Hilangkan Ijazah Mantan Karyawan, Pakar Hukum: Mr Blitz Tanjungpinang Bisa Dipidana
-
Natuna1 hari ago
Lagi, Kapal Angkut BBM di Natuna Terbakar Menewaskan Seorang ABK
-
Natuna2 hari ago
Wabup Natuna: Pemda Siap Menerima Saran dan Masukan
-
Batam17 jam ago
Menko AHY Serahkan SHM Warga Terdampak Pengembangan Kawasan Terpadu Rempang Eco-City
-
BP Batam1 hari ago
Tidak Dimanfaatkan Dua Tahun, BP Batam Akan Tarik Kembali Lahan yang Telah Dialokasikan
-
Batam19 jam ago
Salurkan CSR Perusahaan, Tokoh Pemuda Nongsa Gandeng Pemerintah Setempat Aspal Jalan Kampung Panau
-
Batam3 hari ago
Instruksi Presiden RI, Wakil Kepala BP Batam: Pertumbuhan Ekonomi Daerah Jadi Prioritas