Connect with us

Batam

Operasi Bayi Kembar Siam akan Libatkan 20 Dokter dari RSBP Batam dan Dr Soetomo

redaksi.kabarbatamnews

Published

on

F30719424

Batam, Kabarbatam.com– Tim dokter Kembar Siam Kepulauan Riau siap melaksanakan operasi pemisahan bayi kembar siam, Dzakiyah Thalita Sakhi, putri Ny Suci, pada Maret 2020 mendatang. Kondisi bayi saat ini sehat dan berada dalam pengawasan tim dokter di RSBP Batam.
Direktur RSBP Batam dr Sigit Riyanto, M.Kes mengungkapkan bahwa operasi pemisahan kembar siam Provinsi Kepulauan Riau ini akan melibatkan sekitar 20 angota tim dokter. “Puluhan anggota tim dokter ini merupakan gabungan dari RSBP Batam dan RS Dr Soetomo,” ungkap Sigit, di Gedung Marketing BP Batam, Jumat (24/1/2020).
Sigit mengatakan, kondisi bayi kembar siam saat ini sehat. Bayi mendapatkan pengawasan dan ditempatkan di sebuah ruang khusus. Bayi kembar siam juga mendapat perhatian dari Kepala BP Batam dan Plt Gubernur Kepulauan Riau.
“Dari sekian anggota tim dokter, kita di RSBP Batam telah memiliki satu dokter spesialis bedah anak, yakni dr Siti Iqbalwanty, SpBA. Ini merupakan satu-satunya dokter spesialis bedah anak yang ada di Batam,” ungkap Sigit.
Pihaknya berharap dengan kehadiran dr Siti dapat membantu kelancaran operasi kembar siam Prov Kepri nantinya. “Selain dokter spesialis bedah anak, kami juga melibatkan beberapa dokter spesialis lainnya. Tahun ini (fasilitas dan peralatan medis) kami sudah memadai. Dokter kami juga sudah lengkap. Kami siap melaksanakan operasi,” ujarnya.
Dr Siti menambahkan, operasi pemisahan kembar siam Kepri akan dilaksanakan sekitar bulan Maret 2020. Operasi akan dilakukan apabila sudah mencapai; HB 10, umur bayi di atas 10 minggu, dan toleransi berat badan sekitar 5 kilo lebih atau untuk dua bayi sekita 8 – 10 kg.
“Kita akan melakukan operasi ini bekerja sama dengan dokter dari RS Dr Soetomo. Dr Soetomo sendiri sudah melakukan sekitar 100 operasi yang sama. Mudah-mudahan operasi ini berjalan lancar,” ujarnya.
Dikatakan dr Siti bahwa tingkat kesulitan operasi kembar siam Kepri ini tentu ada, olehnya itu RSBP Batam jauh hari melakukan berbagai persiapan dan koordinasi dengan anggota tim dokter yang menangani bayi kembar siam.
“Untuk tingkat kesulitan, insya Allah dapat kami tangani. Kalau kita melihat, untuk bayi kembar siam ini, dari dada sampai ke perut dempet. Juga ada kelainan jantung pada salah satu bayi. Dan organ-organ kedua bayi ini juga terhubung. Dengan persiapan yang kita lakukan, mudah-mudahan kita dapat melaksanakan operasi ini dengan baik dan lancar,” kata Siti.

Batam Berbagi Kasih
Kepala Biro Promosi, Humas dan Protokol BP Batam Dendi Gustinandar menambahkan bahwa RSBP Batam juga telah membuka rekening untuk menghimpun donasi dari masyarakat yang ingin membantu biaya operasi Kembar Siam Kepulauan Riau.
“Kita ingin mengetuk kepedulian dan kebersamaan kita masyarakat Batam membantu operasi pemisahan bayi kembar siam Kepulauan Riau. Terlebih, orang tua bayi berasal dari keluarga kurang mampu,” ujar Dendi.
Donasi dapat disalurkan ke Bank BRI atas nama Kembar Siam Kepulauan Riau. Nomor rekening: 0331-01-006402-53-8. Sekadar diketahui, biaya operasi pemisahan bayi kembar siam Kepulauan Riau ini sebesar Rp1,1 miliar.
“Semoga rasa kebersamaan kita untuk berbagi serta uluran tangan (donasi) yang diberikan masyarakat Batam dapat membantu kelancaran operasi pemisahan kembar siam Dzakiya Thalita Sakhi,” kata Dendi.

Dr Sigit Riyanto menambahkan bahwa semua biaya yang terkumpul akan masuk ke rekening Kembar Siam Kepulauan Riau. Semua biaya ini murni untuk pelayanan, perawatan, pengobatan, dan kelancaran operasi.
“Semua biaya Rp1,1 miliar diperuntukkan untuk pelayanan dan penanganan Kembar Siam Kepulauan Riau. Bahkan, cukup atau tidaknya dana yang terkumpul nantinya, operasi pemisahan tetap akan dilanjutkan. Kami tidak bergantung pada cukup atau tidaknya biaya operasi. Operasi tetap akan kami lakukan,” tambah Sigit.
“Selain itu, insya Allah juga tidak ada pembedaan antara pasien BPJS Kesehatan atau bukan pasien BPJS. RSBP Batam tetap memberikan pelayanan yang sama kepada seluruh pasien,” pungkasnya. (war)

Advertisement

Trending