Connect with us

Batam

Peringati Hari Santri Nasional, Wali Kota Amsakar: Santri Harus Rawat Tradisi dan Kuasai Teknologi

Published

on

Img 20251022 wa0129
Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, menjadi inspektur upacara peringatan Hari Santri Nasional tingkat Kota Batam Tahun 2025 di Dataran Engku Putri, Batam Center, Rabu (22/10/2025).

Batam, Kabarbatam.com – Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, menjadi inspektur upacara peringatan Hari Santri Nasional tingkat Kota Batam Tahun 2025 di Dataran Engku Putri, Batam Center, Rabu (22/10/2025).

Turut hadir Wakil Wali Kota Batam, Li Claudia Chandra, Forkopimda, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Batam, serta pimpinan pondok pesantren se-Kota Batam.

Dalam kesempatan itu, Amsakar membacakan sambutan Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA.

Upacara berlangsung khidmat. Ribuan santri dari berbagai pesantren hadir mengenakan atribut khas santri, menyemarakkan peringatan yang tahun ini mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia.”

Img 20251022 wa0131

Pidato diawali dengan ucapan duka cita atas wafatnya 67 santri dalam musibah di Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.

“Kita semua berduka, bangsa ini berduka. Semoga para korban mendapat tempat terbaik di sisi Allah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” ucap Amsakar membacakan pesan Menteri Agama.

Ia menambahkan, pemerintah telah turun langsung meninjau lokasi dan memberikan bantuan sebagai bentuk hadirnya negara di tengah duka pesantren. Momen ini menjadi pengingat pentingnya perbaikan sarana dan keselamatan di lingkungan pendidikan keagamaan.

Dalam pidato itu juga disampaikan makna sejarah Hari Santri yang ditetapkan pada 22 Oktober, merujuk pada Resolusi Jihad KH. Hasyim Asy’ari tahun 1945. Resolusi tersebut memantik semangat rakyat melawan penjajah dan melahirkan peristiwa heroik 10 November yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.

“Dari semangat jihad itulah lahir keberanian dan persatuan rakyat Indonesia mempertahankan kemerdekaan,” kata Amsakar.

Img 20251022 wa0130

Ia menegaskan, kemerdekaan yang dinikmati saat ini adalah buah perjuangan para ulama dan syuhada. Karena itu, santri diminta terus mengisi kemerdekaan dengan karya dan kontribusi nyata bagi bangsa.

Tahun 2025 menjadi momen istimewa karena menandai satu dekade penetapan Hari Santri oleh pemerintah sejak 2015. Dalam kurun waktu itu, pesantren terus memainkan peran penting dalam pendidikan, moral, dan pembangunan nasional.

“Dari pesantren lahir generasi yang bukan hanya cerdas intelektual, tapi juga kuat spiritual dan berakhlak,” ujarnya.

Amsakar juga menyinggung bahwa banyak tokoh nasional dan pemimpin publik lahir dari pesantren. Kini, bahkan tidak sedikit santri berkiprah di level internasional membawa nama baik Indonesia.

Tema Hari Santri 2025, lanjutnya, menjadi ajakan agar santri hadir sebagai pelaku perubahan di era global. Santri masa kini tidak cukup hanya menguasai kitab kuning, tapi juga harus adaptif terhadap teknologi, sains, dan bahasa dunia.

“Dunia digital harus menjadi ladang dakwah baru bagi para santri,” tegasnya.

Ia menyampaikan apresiasi atas perhatian pemerintah terhadap pesantren. Sejak disahkannya UU Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren dan Perpres Nomor 82 Tahun 2021 tentang Pendanaan Pesantren, negara memberikan pengakuan dan dukungan yang lebih kuat bagi lembaga pendidikan khas Indonesia tersebut.

Selain itu, pesantren juga terlibat dalam program nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Cek Kesehatan Gratis (CKG).

“Kedua program ini menjadi sejarah baru bagi santri. Asupan gizi dan kesehatan yang baik adalah investasi masa depan bangsa,” ujarnya.

Menutup sambutannya, Amsakar membacakan pesan Menteri Agama agar seluruh santri di Indonesia terus berilmu, berakhlak, dan berdaya.

“Rawatlah tradisi pesantren, tapi juga peluklah inovasi zaman. Tunjukkan bahwa santri mampu menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar penonton,” serunya.

Ia menegaskan, masa depan Indonesia akan banyak ditulis oleh tangan-tangan santri.

“Barang siapa menanam ilmu, maka ia menanam masa depan. Mari terus berjuang mengawal Indonesia menuju peradaban dunia yang damai dan berkeadaban,” tutupnya.

Kegiatan tersebut diakhiri dengan penyerahan piagam penghargaan kepada para tokoh dan penggiat yang peduli terhadap pengembangan pesantren. (*)

Advertisement

Trending