Connect with us

Headline

Seorang Pengusaha di Tanjungpinang Dijauhi akibat Informasi Hoaks Covid-19

redaksi.kabarbatamnews

Published

on

F70009896

Batam, Kabarbatam.com– Dahor, salah satu pengusaha Kota Tanjungpinang, dijauhi berbagai pihak lantaran beredar informasi hoaks bahwa dirinya positif terpapar virus corona atau COVID-19.
“Saya dituduh positif COVID-19, padahal itu tidak benar. Saya sehat-sehat saja,” kata Dahor di Tanjungpinang, Kamis (16/4/2020).
Dahor yang juga pemimpin perusahaan SPE Technology di Jalan Bakar Batu Tanjungpinang itu merasa dirugikan akibat informasi hoaks tentang dirinya positif COVID-19 beredar luas di media sosial maupun dari mulut ke mulut.
Ia pun terpaksa mengklarifikasi persoalan itu melalui media massa lantaran sudah lelah mengklarifikasi persoalan itu kepada berbagai pihak baik secara langsung maupun melalui media sosial.

“Energi saya terkuras untuk mengurus masalah ini. Ini sudah sangat mengganggu diri saya dan keluarga,” katanya.
Ia juga akan melaporkan orang-orang yang menyebarkan informasi hoaks tersebut kepada pihak yang berwajib.
“Saya minta orang-orang yang menyebarkan informasi hoaks ini lebih bijaksana dalam menggunakan media sosial,” ucapnya.
Informasi hoaks yang beredar di media sosial maupun dari mulut ke mulut mengaitkan dirinya pernah melakukan pekerjaan tertentu di rumah Wali Kota Tanjungpinang, Syahrul, yang sejak tiga hari lalu ditetapkan Dinas Kesehatan Kepri sebagai pasien COVID-19. Padahal kenyataannya, Dahor tidak pernah berkunjung ke rumah Syahrul.
“Saya saja tidak tahu rumahnya di mana,” tuturnya.
Kemudian informasi itu dikaitkan dengan dirinya pernah demam. Dahor mengaku pernah demam dengan suhu badan 37 derajat celcius pada 10 April 2020, dan sehari kemudian berobat di praktik dr Dwi Hartadi.
Hasilnya, menurut dokter tersebut, demam itu disebabkan kelelahan.”Ada informasi yang menyebutkan saya flu dan sakit tenggorokan, padahal itu tidak benar,” katanya.
Kemudian informasi hoaks lainnya, Dahor pernah dilakukan rapid test di RSUP Kepri. Padahal itu tidak benar.
Ketika ingin rapid test untuk memastikan apakah tertular COVID-19 atau tidak, pihak RSUP Kepri menolak.
“Pihak rumah sakit menolak lantaran saya bukan orang dalam pemantauan atau pasien dalam pengawasan. Saya juga tidak pernah kontak dengan pasien positif COVID-19,” ujarnya.(***)

Advertisement

Trending