Connect with us

Batam

Siksa ART secara Brutal, Majikan di Batam Diringkus Satreskrim Polresta Barelang

Published

on

Img 20250623 wa0301
Satreskrim Polresta Barelang meringkus pelaku penganiayaan berat (penyiksaan) terhadap Asisten Rumah Tangga (ART) di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

Batam, Kabarbatam.com – Satreskrim Polresta Barelang meringkus pelaku penganiayaan berat (penyiksaan) terhadap Asisten Rumah Tangga (ART) di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

Diketahui, pelaku penganiayaan berat atau penyiksaan itu bernama Roslina. Ia merupakan majikan korban yakni Intan, salah satu Asisten Rumah Tangga (ART) asal Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT)  yang bekerja di kediaman tersangka di kawasan perumahan elit Sukajadi.

Kapolresta Barelang Kombes Pol Zaenal Arifin melalui Kasat Reskim AKP Debby Andrestian menjelaskan, terungkapnya kasus penganiayaan ART ini pada Minggu, 22 Juni 2025. Telah beredar video viral yang memperlihatkan seorang Asisten Rumah Tangga (ART) dalam kondisi wajah lebam dan luka-luka

“Berdasarkan video tersebut, Satreskrim Polresta segera melakukan penyelidikan dan hasil penyelidikan awal ditemukan indikasi kuat tindak pidana penganiayaan terhadap ART,”ujar Debby

Debby menjelaskan, dua orang diduga sebagai pelaku yakni R (majikan) dan M (asisten majikan) keduanya telah diamankan dan diperiksa secara intensif.

“Penetapan tersangka dan barang bukti berdasarkan gelar perkara pada pagi hari tanggal 23 Juni 2025 dan B erdasarkan keterangan saksi, korban, dan tersangka, polisi menetapkan R dan M sebagai tersangka,”ungkap Debby

Debby menyebutkan, kronologi kejadian dipicu kekerasan bermula dari kandang anjing peliharaan yang tidak ditutup, menyebabkan anjing berkelahi dan terluka.

“R yang merupakan majikan menjadi marah dan langsung melakukan kekerasan fisik terhadap ART dan M (asisten R) juga ikut melakukan pemukulan, dengan alasan diperintah oleh R,” jelas Debby

Debby menuturkan, barang bukti yang diamankam 1 buah raket nyamuk listrik, 1 buah ember plastik warna orange, 1 buah selokan sampah warna biru, 1 buah kursi lipat plastik, 3 buah buku catatan (termasuk buku ‘dosa’)

“Perlakuan terhadap korban Intan bekerja sejak Juli 2024, tinggal di rumah majikan (menginap) dan selama bekerja belum pernah menerima gaji, bahkan gajinya sering dipotong atau dijadikan denda,” tegas Debby

Lanjut Debby, korban mengaku dipaksa makan kotoran binatang, mengiris daging dalam kondisi tertentu, dan mengalami kekerasan rutin selama bekerja.

“Buku catatan hukuman dan denda korban sudah kami sita dan pasal yang disangkakan Pasal 44 ayat 2 UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga Jo. Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP (ikut serta dalam tindak pidana) dengan ancaman pidana penjara maksimal 10 tahun atau denda maksimal Rp30 juta,”sebut Debby

Debby menyebutkan, kondisi korban saat ini belum bisa dikomunikasikan dan tidak berada di Batam dan masih mendalami fakta dan pemeriksaan lanjutan untuk pendalaman unsur pidana dan kemungkinan pelaku lain.

“Kondisi korban saat ini belum bisa dikomunikasikan dan tidak berada di Batam dan masih mendalami fakta dan pemeriksaan lanjutan untuk pendalaman unsur pidana dan kemungkinan pelaku lain,” pungkasnya (atok)

Advertisement

Trending