Connect with us

Riau

Yukk..Intip Semarak Ramadhan di Lapas Bagansiapiapi, Penjara Terpadat di Indonesia

redaksi.kabarbatamnews

Published

on

Img 20220410 Wa0074
Semarak Ramadhan di Lapas Bagansiapiapi, para napi berseragam layaknya santri bersiap menunaikan salat tarawih.

Bagansiapiapi, Kabarbatam.com  – “Kami Bukan Penjahat, Kami Hanya Tersesat. Belum Terlambat Untuk Bertaubat, Saat Kembali Ke Masyarakat, Kami Pasti Menjadi Manusia Hebat dan Bermanfaat”.

Itulah sepenggal kalimat yang dituturkan oleh seorang narapidana di Lapas Kelas IIA Bagansiapiapi, Provinsi Riau.

Kalau kita pernah mengunjungi lapas atau rutan di Riau, slogan Bang Napi ini akan kita temukan terpampang mencolok di dinding penjara.

Bukan sekedar corat-coret dinding, tapi membakar semangat untuk bangkit dan berubah, menjadi manusia yang lebih baik. Masuk penjara bukan akhir dari segalanya, namun menjadi awal dari dimulainya kehidupan baru.

Di penjara para napi punya banyak waktu untuk mendekatkan diri kepada sang khalik, juga mendapatkan berbagai pembinaan keterampilan, sehingga bebas nanti telah memiliki bekal iman dan skill.

Lapas Kelas IIA Bagansiapiapi yang terletak di bagian utara Provinsi Riau, saat ini menjadi lapas terpadat nomor satu se-Indonesia. Dulu hanya sekelas cabang rutan, namun sejak Tahun 2020 seiring dengan membludaknya jumlah penghuni menjadikan lapas ini naik kelas menjadi Lapas Kelas IIA Bagansiapiapi.

“Dengan daya tampung hanya 98 orang, per tanggal 8 April 2022 jumlah penghuni Lapas Bagansiapiapi sebanyak 970 orang. Artinya terjadi over kapasitas sebesar 990 persen, menjadikannya lapas terpadat se-Indonesia,” sebut Mhd. Jahari Sitepu, Sabtu (9/4).

Namun, hal tersebut tidak sedikitpun mengendurkan program pembinaan di lapas, tetapi ada pembatasan. Khususnya di Bulan Suci Ramadhan ini, para warga binaan pun harus bergiliran melaksanakan ibadah di Masjid At-Taubah Lapas Bagansiapiapi karena keterbatasan tempat dan petugas yang menjaga, tambahnya.

Jahari menyebutkan, kunci keberhasilan petugasnya dalam menjaga kondusifitas lapas yang jumlah penghuninya tidak sebanding dengan jumlah petugas ini adalah menanamkan rasa kebersamaan antar petugas dan WBP serta selalu mengajak WBP untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaannya.

“Makanya sering saya ingatkan kepada petugas, anggap warga binaan sebagai saudara sendiri, perlakukan mereka dengan sopan. Kepada WBP juga saya sampaikan, lapas ini adalah rumah kita bersama, harus kita jaga keamanan dan ketertibannya. Tolong hormati juga petugas sebagai pembina,” sebutnya.

Kakanwil juga menginformasikan bahwa mulai tahun ini Kemenkum HAM akan membangun lapas baru di Ujung Tanjung guna mengatasi overkapasitas di Lapas Bagansiapiapi, dimana pematangan lahannya sudah selesai tahun lalu.

Malam itu, sempitnya area masjid tidak menyurutkan semangat dan antusiasme WBP untuk menjalankan kewajibannya beribadah. Dengan berseragam layaknya santri, warga binaan tampak bersiap-siap menuju Masjid At-taubah, tempat mereka mengejar ridho Allah SWT. Terlebih dahulu dilakukan penghitungan jumlah WBP yang mengikuti kegiatan agar tertib prosedur, WBP yang kurang sehat dilarang mengikuti ibadah di masjid.

Sesekali petugas dan WBP bercanda, menghilangkan ketegangan namun tetap dalam batasan. WBP bergembira diberi kesempatan beribadah dan menikmati langit penuh bintang serta cahaya bulan yang temaram.

Pemandangan yang hanya bisa dinikmati mereka disaat Bulan Ramadhan tiba. “Sungguh nikmat berkah bulan puasa. Terima kasih bapak-bapak petugas lapas yang telah mengizinkan kami beribadah. Kami akan jaga agar lapas tetap aman dan tertib,” sebut salah satu napi penghuni Blok A ini.

Sementara itu, Kepala Lapas Kelas IIA Bagansiapiapi, Wachid Wibowo menyampaikan bahwa selain pelaksanaan Shalat Tarawih, WBP juga mengisi malam Ramadhan dengan melakukan Tadarrus.

Setiap malam ada 80 – 90 warga binaan yang ikut Tarawih, 4 – 5 orang kemudian melanjutkan Tadarrus dengan penjagaan petugas di beberapa titik.

“Di Bulan Ramadhan ini kami tugaskan pejabat dan staf kantor membantu pengamanan ibadah malam hari. Petugas juga ikut melaksanakan Tarawih dan Tadarrus. Hal itu untuk menumbuhkan rasa kekeluargaan dan kebersamaan sehingga warga binaan merasa Ramadhan seperti di rumah sendiri,” sebut pria yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Pengamanan Lapas Kelas IIA Pekanbaru ini.

“Mengisi khusyuknya Ramadhan di siang hari, kami juga menggelar ceramah agama, sholat Fardhu berjamaah di masjid, program berantas buta Alqur’an, , serta Tadarrus pagi dan siang. Tentunya semua warga binaan yang beragama muslim memiliki kesempatan yang sama, namun pelaksanaannya bergiliran. Tempat dan petugas terbatas mas,” kata Wachid tersenyum. (*)

Advertisement

Trending