Batam
Demo Mahasiswa di Depan Polresta Barelang Ricuh, Ini Penjelasan Kasat Reskrim
Batam, Kabarbatam.com – Aksi unjuk rasa puluhan mahasiswa PMII Kota Batam terkait kasus penipuan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Karya Bhakti Belakang Padang di depan Mapolresta Barelang berakhir ricuh.
Diketahui, aksi demo yang dilakukan oleh mahasiswa PMII Kota Batam tidak mendapatkan izin dari pihak Kepolisian sehingga dibubarkan secara paksa.
Kasat Reskrim Polresta Barelang Kompol Budi Hartono mengatakan, sebelumnya Polresta Barelang telah melakukan audiensi bersama mahasiswa PMII Kota Batam terkait perkembangan kasus tersebut.
“Pada hari Jumat (17/3/2023) kemarin, kita sudah melakukan audiensi terkait perkembangan kasus tersebut. Pada saat itu, kita menyarankan untuk tidak perlu melakukan aksi demo dan telah disampaikan bahwa proses hukum tetap berjalan sesuai prosedur. Apabila ada kecurigaan tidak profesional mengenai perkara ini, adik-adik mahasiswa bisa menyurati pengawas penyidik ataupun Propam Polda Kepri,” ujar Kompol Budi Hartono.
Namun, kata Budi, mahasiswa PMII masih kurang puas terkait Laporan Polisi (LP) pada kasus penggelapan dalam jabatan yang tejadi di Koperasi Simpan Pinjam Karya Bhakti. Mereka meminta, semua pengurus Koperasi Simpan Pinjam Karya Bhakti di proses.
“Hal ini perlu kami jelaskan, bahwa untuk menetapkan seseorang menjadi tersangka harus lengkap dengan alat bukti yang sudah ada. Tentu, semua harus sesuai dengan SOP penyidikan,” tegas Budi.
Lanjut, Budi Hartono menyampaikan, pembubaran secara paksa aksi demo mahasiswa PMII Kota Batam dilakukan personel Polresta Barelang lantaran dinilai mengganggu ketertiban umum, arus lalu lintas serta pelayanan publik di Mapolresta Barelang.
“Kita tangani kasus ini secara professional tidak perlu dengan aksi unjuk rasa. Namun adik-adik mahasiswa tetap bersikeras melakukan unjuk rasa sehingga anggota Polresta Barelang membubarkan dengan paksa,” tegas Budi
“Dalam aksi demo tersebut kita juga mengamankan 3 orang adik-adik mahasiswa untuk di mintai keterangan. Apakah aksi unjuk rasa ini ada yang memprovokasi sehingga membuat Kota Batam tidak Kondusif ataupun ada di tunggangi unsur politik lainnya dan saat ini kita sedang dalami,” sambungnya.
Diketahui, dalam proses penyidikan terhadap kasus penggelapan uang nasabah Koperasi Simpan Pinjam Karya Bhakti, didapati 2 orang tersangka yakni seorang perempuan berinisial E dan 1 orang pelaku sudah Almarhum inisial HN.
“Tersangka inisial E berperan sebagai Teller KSP Karya bakti sementara Almarhum inisial HN berperan sebagai perekayasa pinjaman fiktif. Karena pelaku HN sudah meninggal, tentunya kita tidak bisa menanyakan lebih lanjut,” jelas Budi.
Tak hanya itu, atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 372 KUHP dan atau Pasal 374 KUHP dengan ancaman hukuman 5 Tahun Penjara. (Atok)
-
Batam2 hari ago
Kampanye Akbar Paslon ASLI Jelang Masa Tenang Dipadati Ribuan Simpatisan dan Pendukung
-
Advertorial1 hari ago
Hari Pertama Setelah Cuti, Rudi Tinjau Proyek Infrastruktur Strategis untuk Wujudkan Kota Modern dan Bebas Kemacetan
-
Batam3 hari ago
Kendalikan Judi Online Beromzet Miliaran di Batam, Perjalanan Kakak Beradik Candra dan Anton Berakhir di Bui
-
Advertorial2 hari ago
Resmikan Sekretariat BPD KKSS Kota Batam, Warga KKSS Dihibur Atraksi Pesulap Mr. Mind Muhammad
-
Batam1 hari ago
Usai Terima SK dari Ketua BPW Kepri, Pengurus BPD KKSS Batam Gelar Pelantikan Desember 2024
-
Batam3 hari ago
Belanja Fiktif Gunakan Anggaran RSUD Embung Fatimah, Kejari Batam Tetapkan 2 Orang Tersangka
-
Batam2 hari ago
Merinding, Ratusan Perahu Nelayan Pulau Terong Batam Sambut Kunjungan Ansar-Nyanyang
-
Batam2 hari ago
Masuki Masa Tenang, H. Muhammad Rudi Ajak Tim Pemenangan dan Relawan Jaga Kekompakan