Connect with us

Kesehatan

Hindari Obesitas dan Diabetes, Nutrifood Edukasi Masyarakat Batasi Konsumsi Gula Harian

redaksi.kabarbatamnews

Published

on

Whatsapp Image 2021 11 04 At 14.42.16

Batam, Kabarbatam.com – Memperingatan Hari Diabetes Sedunia sekaligus Hari Kesehatan Nasional 2021, Nutrifood menggelar Webinar Beat Obesity Community Festival secara virtual, Kamis (4/11/2021).

Webinar Beat Obesity Community Festival didukung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat Indonesia melalui Festival Komunitas ‘Beat Obesity’ 2021.

Kegitan ini diisi dengan tiga orang moderator yakni Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan RI dr. Elvieda Sariwati, M.Epid, Dokter Spesialis Gizi Klinis dr. Marya Haryono, MGizi, SpGK, FINEM, Koordinator Standardisasi Pangan Olahan Keperluan Gizi Khusus, Badan POM RI Yusra Egayanti, S.Si, Apt, MP.

Festival Komunitas ‘Beat Obesity’ ini merupakan bagian dari kampanye yang telah dijalankan Nutrifood sejak 2013 terkait pentingnya cermati konsumsi gula, garam dan lemak serta membaca label kemasan.

Program ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar hidup lebih sehat, khususnya di masa pandemi dengan membatasi asupan gula dan memahami sumber pemanis yang lebih baik sehingga terhindar dari risiko obesitas dan diabetes.

Direktur (P2PTM) Kementerian Kesehatan RI, Dr. Elvieda Sariwati, M.Epid mengatakan, menurut Riskesdas 2018, tingkat obesitas pada orang dewasa meningkat menjadi 21,8 persen dan prevalensi berat badan berlebih juga meningkat dari 11,5 persen di 2013 ke 13,6 persen di 2018.

“Perubahan gaya hidup selama pandemi seperti konsumsi gula berlebih dan berkurangnya aktivitas fisik berpotensi meningkatkan risiko obesitas. Kita ketahui bersama, bahwa obesitas memiliki risiko prediabetes dan diabetes dimana hampir 90% orang dengan diabetes tipe 2 ternyata mengalami masalah kelebihan berat badan atau obesitas,” ungkap Dr. Elvieda Sariwati.

Dijelaskan Dr. Elvieda Sariwati, prevalensi diabetes di tingkat nasional menunjukkan dari 6,9% pada 2013, menjadi 8,5% pada 2018 dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.

“Seperti yang kita ketahui, diabetes dapat menjadi jalan pintas penyakit-penyakit tidak menular lainnya seperti gangguan penglihatan, penyakit jantung, gagal ginjal, dan gangguan syaraf,” terangnya.

Dari 10-15 tahun sejak awal terdiagnosa, prevalensi semua komplikasi ini akan meningkat tajam. Tak hanya itu, diabetes juga menjadi salah satu faktor komorbid yang berkaitan dengan peningkatkan tingkat keparahan COVID-19.

“Pencegahan dini mungkin adalah solusi terbaik agar terhindar dari dampak fatal diabetes. Kuatkan komitmen untuk menjaga pola makan sehat dan perhatikan asupan gula sehari-hari, rutin beraktivitas fisik, lakukan deteksi dini/skrining berkala dan jangan ragu untuk segera periksakan diri ketika muncul gejala awal,” bebernya.

Selanjutnya, Dokter Spesialis Gizi Klinis Dr Marya Haryono menambahkan, masyarakat masih cenderung mengonsumsi gula dalam jumlah yang tinggi, baik dari penambahan gula saat memasak, makan, dan minum maupun melalui konsumsi makanan dan minuman manis yang tinggi gula.

Masyarakat juga perlu waspada dengan kandungan gula yang terkandung di makanan dan minuman kemasan. Untuk itu, masyarakat perlu lebih jeli dalam memerhatikan label kemasan guna mengetahui kandungan gula tersembunyi (hidden sugar) di makanan minuman.

“Hal ini penting, agar kita dapat lebih sadar akan jumlah gula yang dikonsumsi setiap harinya. Selain itu, masyarakat juga secara rutin perlu melakukan pengukuran berat badan untuk mengetahui apakah berat badan mereka termasuk kategori normal atau overweight dan bahkan obesitas,” ujarnya.

Cara pengukurannya, dengan metode perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT), yaitu jumlah berat badan (dalam kilogram) dibagi tinggi badan (dalam …

Advertisement

Trending