Ekonomi
Industri Asuransi Diprediksi Tumbuh 7-8% di Tahun 2021
Batam, Kabarbatam.com – Kinerja perusahaan asuransi jiwa tahun 2021 diprediksi akan membaik, seiring dengan mulai meningkatnya mobilitas masyarakat. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), premi industri asuransi tahun 2019 mencapai angka Rp6,6 triliun.
Demikian disampaikan Kepala Bagian Pengawasan Produk pada Direktorat Pengawasan Asuransi dan BPJS Kesehatan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kurnia Yuniakhir, dalam webinar prospek industri asuransi jiwa 2021, yang ditaja Forum Diskusi Jurnalis Kepri (FDJK) bersama AXA Mandiri.
“Untuk klaim memang mengalami penurunan sebesar -0,77 triliun,” kata Kurnia, dalam zoom meeting, Rabu (14/4/2021). Kurnia mengatakan bahwa, pandemi Covid-19 yang terjadi sejak tahun 2020 lalu sedikit banyaknya telah memberikan dampak pada semua sektor industri, termasuk industri asuransi.
Selain Kurnia Yuniakhir, juga hadir sebagai nara sumber Chief Business & Distribution AXA Mandiri, Theodores Tangke dan pengamat asuransi Dosen Universitas Riau Kepulauan, Sri Langgeng.
Dikatakan Kurnia, beberapa penyebab klaim turun karena masyarakat yang berkurang untuk berkunjung ke rumah sakit. Selain itu juga mungkin disebakan karena lalu lintas di Jabodetabek yang juga berkurang akibat Covid-19.
“Sehingga bisa jadi menyebabkan nilai klaim turun,” ujarnya.
Chief Bussines and Distribution AXA Mandiri Theodores Tangke mengatakan dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti ini kinerja asuransi mengalami banyak tantangan. Namun, tentunya juga tetap berupaya memanfaatkan tantangan tersebut menjadi sebuah peluang.
Munurut dia, dampak pandemi Covid-19 saat ini mendorong tingkat kesadaran masyarakat mengenai kebutuhan perlindungan meningkat. Karena itu pihaknya mendorong percepatan tranformasi digital dan mendorong inovasi dan kreativitas.
“AXA Mandiri berfokus pada proteksi jiwa dan kesehatan,” kata Theodores.
Saat ini AXA Mandiri memiliki 1 juta nasabah dan didukung oleh lebih dari 2000 tenaga pemasar yang bersetifikat keagenan (lisensi). Denga menerapkan metode no pass sell sebelum FA dapat memasarkan produk asuransi.
“Klaim dan manfaat yang kita bayarkan pada tahun 2020 sebesar Rp4,8 triliun. Mengalami penurunan jika dibandingkan sebelumnya atau tahun 2010 klaim sebesar Rp5,3 trilin,” katanya.
Sementara itu, pengamat asuransi Dosen Universitas Riau Kepulauan Sri Langgeng mengatakan industri asuransi jiwa memiliki sejumlah peluang yang menjanjikan dalam dekade mendatang.
Salah satunya karena permintaan asuransi secara global mencapai titik tertingginya sepanjang masa Adanya pandemi Covid-19 membuat masyarakat dunia memerlukan perlindungan jiwa dan kesehatan.
Sri langgeng memprediksi, industri asuransin di tanah air pada 2021 akan tumbuh 7-8%.
“Namun juga ada tantangan diantaranya suku bunga yang rendah, pergeseran demografi dan meningkatnya harapan konsumen, terutama di kanal digital,” katanya. (*)
-
Natuna1 hari agoDana Desa Rp52 Miliar di Natuna Rawan Salah Kelola, Kejati Kepri Ungkap Temuan Administratif
-
Batam1 hari agoMassa Simpatisan Padati Kantor DPC Partai Gerindra, Iman Sutiawan: Jaga Harkat Martabat Partai!
-
Natuna2 hari agoTol Laut Belum Maksimal, Pengusaha Natuna Keluhkan Keterbatasan Reefer Container
-
Batam5 jam agoKapolresta Barelang Kombes Pol Zaenal Arifin Dimutasi ke Mabes Polri
-
Batam1 hari agoHari Jadi ke-196 Batam, Amsakar-Li Claudia: Kota Maju Dibangun dari Kebersamaan
-
Headline3 hari agoInvestasi Pasir Kuarsa di Natuna Disorot, PT MMI Tegaskan Komitmen Patuh Hukum dan Lindungi Hak Masyarakat
-
Headline2 hari ago99% Layanan Telkomsel Pulih Pasca Bencana Banjir dan Longsor di Sumatera Barat
-
Batam19 jam agoDPRD Kota Batam Gelar Paripurna Hari Jadi Batam ke-198, Sarat Nuansa Budaya Melayu



