Connect with us

Natuna

Jalur Perdagangan di Laut Natuna Utara Terganggu, Ekspor Ikan Napoleon dan Kerapu Terhambat

redaksi.kabarbatamnews

Published

on

Img 20250505 wa0164
Kapal Hongkong yg merapat di Pulau Sedanau, Natuna, beberapa lalu.

Natuna, Kabarbatam.com – Kepala Dinas Perikanan Pemkab Natuna, Hadi Suryanto mengungkapan, terhambatnya ekspor perikanan di Natuna disebabkan faktor di luar kewenangan pemerintah Indonesia.

“Kalau kita ambil informasi sementara, kemungkinan jalur perdagangan melalui perbatasan laut China Selatan antara Hongkong dan China, bisa jadi regulasinya,” jelas Suryanto, Senin (5/5).

Menurutnya, terhambatnya ekspor perikanan bukan persoalan internal negara. Pemerintah daerah menunggu solusi pemerintah pusat, karena baru bulan April mengalami hambatan.

“Persoalan ini bukan di Natuna saja, untuk Indonesia bagian Timur kapal Hongkong juga tidak masuk. Kita tunggu solusi nasional dari KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) Pusat. Ini terkait perdagangan internasional,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, nelayan budidaya ikan napoleon dan kerapu di Natuna kembali terpukul. Ekspor ikan budidaya yang dijadwalkan pekan lalu ke Hongkong dibatalkan tanpa sebab pasti.

Hingga saat ini, nelayan di Natuna mulai kebingungan. Hasil budidaya yang sudah tempo waktunya diekspor, terancam merugi.

Menurut berbagai informasi, batalnya kapal Hongkong masuk di perairan Natuna disebabkan perang dagang antara Tiongkok dan Hongkong, sehingga otoritas China membatasi kapal dari Hongkong melintas di perairannya.

Kepala Dinas Perikanan Pemkab Natuna Hadi Suryanto menjelaskan,
kapal Hongkong pada 21 April kemarin dijadwalkan merapat di Pulau Sedanau. Namun setelah dalam perjalanan, kapal tersebut mendadak putar haluan kembali ke daerahnya.

Menurut Hadi, kran ekspor ikan budidaya dari pemerintah tidak terdapat persoalan selama ini. Untuk penghentian ini dinas terkait belum menerima informasi penyebabnya.

(Man)

Advertisement

Trending