Connect with us

Batam

Nakhoda Speedboat Belum Ditemukan, Bea Cukai Kepri Perpanjang Masa Pencarian Tiga Hari ke Depan

redaksi.kabarbatamnews

Published

on

F68934912

Batam, Kabarbatam.com- Nakhoda speedboat yang diketahui bernama Aco hingga sore tadi belum ditemukan. Aco adalah korban dalam insiden tabrakan antara kapal patroli Satgas BC Kepri dengan speedboat warga, di perairan sekitar Nongsa, Batam.
Petugas Bea Cukai Kanwil Kepri hingga sore tadi melakukan operasi SAR untuk mencari keberadaan warga Batam tersebut. 
“Kami hari ini masih melakukan pencarian. Bea Cukai mengerahkan satu kapal patroli besar dan satu speedboat untuk mencari korban,” ujar Humas DJBC Kanwil Khusus Kepri Refly F Silalahi, Selasa (3/12/ 2019). 
Refly mengatakan, operasi pencarian dilakukan di sekitar perairan Nongsa dan Karang Batang, Batam. 
“Kami akan menambah masa pencarian hingga tiga hari ke depan,” ujarnya. Saat ditanya apakah Bea Cukai berkoordinasi dengan Kantor SAR Batam atau SAR Tanjungpinang untuk lakukan pencarian? Refly mengaku bahwa dari informasi yang ia dapatkan, Kepala Kantor Bea Cukai Kanwil Kepri sudah berkomunikasi dengan petugas SAR. 
“Pimpinan sudah melakukan komunikasi dengan tim SAR,” kata Refly. Terkait informasi bahwa kapal patroli Bea Cukai diduga menabrak speedboat warga hingga memyebabkan seorang awak speedboat meninggal dan satu orang terhempas ke laut, Refly mengatakan, sesaat setelah tabrakan tersebut, petugas Bea Cukai Kanwil Kepri sudah tak berada di lokasi. 
“Setelah kejadian itu, petugas bea cukai sudah meninggalkan lokasi sehingga tidak mengetahui ada tidaknya korban dalam insiden tersebut,” ujarnya. 
Ditambahkan Refly, pascakejadian merebak informasi bahwa terdapat korban meninggal dan seorang warga terhempas ke laut, petugas bea cukai kemudian dikerahkan untuk melakukam pencarian. 

“Petugas patroli Kanwil DJBC dikerahkan untuk melakukan pencarian,” ujarnya. Adapun informasi apakah speedboat tersebut membawa barang muatan ilegal? Refly belum dapat berkomentar banyak. “Nanti akan kami tanyakan lagi ke bagian yang menangani,” pungkasnya. 
Diberitakan sebelumnya, Seorang petugas patroli Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Khusus Kepulauan Riau (Kepri) mengalami luka dalam insiden yang terjadi Minggu malam (1/12/2019) lalu dengan speedboat warga di sekitar perairan Nongsa. 
Dalam rilis yang disampaikan DJBC Kanwil Kepri, petugas bea cukai yang berada di lapangan mendapat serangan dan diancam menggunakan senjata tajam.
“Satu anggota speed BC (Bea Cukai) mengalami luka robek dan patah gigi di bagian mulut dan memerlukan tindakan medis,” kata Humas Kanwil DJBC Khusus Refly F Silalahi dikofirmasi di Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun. 
Sementara itu, adanya informasi bahwa speedboat yang dikejar bea cukai di perairan Nongsa tersebut akan melakukan kegiatan penyelundupan dibantah Akhmad Rosano, Ketua Umum DPP LSM Suara Rakyat Keadilan (SRK).
Kepada Kabarbatam.com, Ahmad Rosano yang sempat melakukan investigasi terkait kejadian itu, di lokasi pelabuhan di Batuampar, mengatakan bahwa speedboat itu tidak melakukan kegiatan penyelundupan. 
“Tidak ada kegiatan penyelundupan. Speedboat itu tidak mengangkut apapun. Di atas speedboat hanya ada empat orang yang hendak berangkat ke Malaysia,” ujarnya.
Rosano menuturkan, kejadian bermula saat speedbooat yang ditumpangi empat orang melaju dari Batam menuju Malaysia untuk menjemput TKI di negeri jiran tersebut. 
Sesampainya di perairan depan Nongsa, kata Rosano, muncul kapal patroli Bea Cukai melakukan pengejaran. “Karena merasa dikejar oleh patroli BC, speedboat tersebut berhenti. Saat sedang berhenti, tiba-tiba dari arah samping kiri datang kapal patroli dan menghantam speedboat tersebut,” ungkap Rosano.
Seorang awak speedboat berinisial BS yang berada di lokasi, sambung Rosano, terkena hantaman haluan kapal tersebut hingga menyebabkan BS jatuh tersungkur. “Sedangkan AC yang mengemudikan speedboat terhempas jatuh ke laut. Dan sampai saat ini AC belum ditemukan,” ungkapnya.
Kronologi insiden tersebut diperoleh Rosano dari dua awak speedboat yang selamat. Saat itu, keduanya lalu melaporkan kejadian itu kepada rekannya di Batam. Tak lama berselang beberapa speedboat datang ke lokasi dan mengevakuasi korban yakni BS untuk dibawa ke rumah sakit.
“Namun saat dibawa ke Rumah Sakit Awal Bros Batam, korban meninggal dunia di perjalanan. Almarhum BS telah dikebumikan sore tadi,” ujarnya.
Rosano menambahkan, tujuan speedboat tersebut ke Malaysia untuk menjemput TKI yang berada di negara itu. Dikatakan, banyak TKI yang ingin pulang karena masa tinggal mereka di Malaysia sudah habis. Mereka terpaksa harus bersembunyi di hutan karena tidak dilengkapi dokumen, dan hendak pulang ke Indonesia.(adi)

Advertisement

Nasional

Trending