Connect with us

Batam

Ombak di Natuna Masih 4 Meter, Lingga dan Batam Berpotensi Diguyur Hujan Lebat Esok Hari

redaksi.kabarbatamnews

Published

on

F5844992

Batam, Kabarbatam.com– Seiring mulai berlalunya siklon tropis Kammuri atau topan Kammuri, curah hujan beberapa wilayah di Kepulauan Riau mulai merata, termasuk Batam. Dalam dua hari terakhir, curah hujan di Batam mulai meningkat. 
Dalam narasi prakiraan cuaca esok hari, Selasa, 10 Desember 2019, Forecaster on duty BMKG Hang Nadim Batam, Pande Made Rony, menyebutkan, cuaca esok hari beberapa wilayah di Kepri diperkirakan masih akan turun hujan lokal. 
“Adanya daerah pusaran angin (siklonik) di sekitar wilayah Natuna menyebabkan adanya penumpukkan massa udara di wilayah Kepulauan Riau yang menambah peluang pembentukan awan-awan hujan di wilayah Kepulauan Riau,” Forecaster on duty, Pande Made Rony. 
Secara umum, tulis Pande Made Rony, kondisi cuaca esok hari diprakirakan hujan lokal dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang.
Dikatakan, untuk transportasi laut dan aktivitas kelautan dihimbau agar waspada terhadap gelombang tinggi di wilayah perairan Bintan, Lingga, Natuna dan Anambas. “Serta adanya potensi hujan lebat pada pagi dan dini hari di wilayah Lingga, Batam, Bintan, dan Tarempa,” sebutnya. 

Sementara itu, peringatan dini gelombang tinggi yang dikeluarkan BMKG, tinggi gelombang laut 2,5 meter hingga 4.0 meter berpeluang terjadi di perairan selatan Kepulauan Anambas dan Kepulauan Natuna, serta Natuna Bagian Utara.
Adapun tinggi gelombang 4.0 meter hingga 6.0 meter berpeluang terjadi di perairan utara Kepulauan Anambas dan Kepulauan Natuna, serta Natuna Bagian Utara. Peringatan dini gelombang laut ini berlaku dari 8 Desember hingga 10 Desember 2019. 
Diberitakan sebelumnya, Kepala BMKG Hang Nadim Batam Wayan Mustika, mengatakan, topan Kammuri diperkirakan terjadi sekitar 8 hari. Mulai dari 27 November – 6 Desember 2019. 
“Dampak dari siklon tropis Kammuri ini, curah hujan di Indonesia menurun, karena uap air yang ada kesedot ke topan (Kammuri) tersebut. Di situ kan tekanan sangat rendah,” ujar Wayan di Gedung Marketing BP Batam, kemarin.
“Udara yang membawa uap air yang ada di wilayah Indonesia bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Nah di badai itu pusat tekanan rendahnya. Tadinya, uap air tersebut bisa menghasilkan hujan namun kesedot (teralihkan) ke badai tersebut,” ujarnya. 
“Jadi curah hujan atau musim penghujan di sebagian besar wilayah di Indonesia melambat. Setelah topan ini berlalu, cuaca diperkirakan normal lagi,” pungkas Wayan. (adi)

Advertisement

Trending