Connect with us

Batam

Wakil Presiden RI dan Gubernur Kepri Tinjau Pusat Pertanian Modern di Batam

redaksi.kabarbatamnews

Published

on

Img 20230607 Wa0029
Wakil Presiden RI KH. Ma'ruf Amin mengawali kunjungan kerjanya ke Provinsi Kepulauan Riau dengan meninjau areal pertanian hidroponik modern Batamindo Green Farm di Southlink Tiban, Kota Batam, Rabu (7/6).

Batam, Kabarbatam.com– Wakil Presiden RI KH. Ma’ruf Amin mengawali kunjungan kerjanya ke Provinsi Kepulauan Riau dengan meninjau areal pertanian hidroponik modern Batamindo Green Farm di Southlink Tiban, Kota Batam, Rabu (7/6).

Kunjungan Wapres Ma’ruf Amin didampingi Gubernur Kepri H. Ansar Ahmad, yang sebelumnya juga menyambut kedatangan Wapres dan rombongan di Bandar Udara International Hang Nadim Batam.

Pada kesempatan ini Wapres Ma’ruf Amin bersama Gubernur Ansar meninjau proses produksi sejumlah komoditas sayur hasil pertanian yang dikembangkan dengan sistem hidroponik modern sehingga menghasilkan produk sayuran berkualitas tinggi dan baik.

Wapres Ma’ruf Amin juga berkesempatan melakukan pemanenan sayuran sawi. Selain sawi, di areal seluas kurang lebih 50 hektar tersebut juga ditanami berbagai sayur lainnya seperti kailan, cabe, timun, tomat, selada, bayam dan juga pokcoi.

Wapres Ma’ruf Amin mengaku bangga, karena Indonesia mwlakui pertanian modern yang berada di Kepri bisa melakukan ekspor sayur mayur kualitas tinggi hasil pertanian modern, yang diperuntukan untuk ekspor ke negara tetangga, Singapura.

“Keberadaan Batamindo Green Farm di satu sisi akan bisa mewujudkan ketahanan pangan. Terlebih keberadaan perusahaan ini bisa menghasilkan sayuran segar yang murah dan ramah lingkungan” ujar Wapres.

Sementara itu di sisi lain, sambung Wapres, keberadaan Batamindo Green Farm yang punya nama lain PT. Singapura Segar Sayur Hijau ini juga menambah dan membuka lapangan kerja baru.

Sebagai informasi, di dua lokasi baik di Batam dan juga Cikampek, saat ini ada kurang lebih 534 orang tenaga kerja. Yang terdiri dari bagian panen sebanyak 218 orang, tenaga produksi 188 orang, petani internal 108 orang dan petani binaan 20 orang.

Masih menurut Wapres Ma’ruf Amin, hasil sayuran segar produksi Batamindo Green Farm tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar international semata, tapi juga didistribusikan untuk pasar lokal. Dengan persentase untuk kebutuhan pasar ekspor mencapai 80 persen, dan sisanya 20 persen untuk memenuhi pasar lokal atau domestik.

“Yang lebih membanggakan, Batamindo Green Farm juga memiliki jaringan pasar-pasar modern, baik itu minimarket ataupun supermarket yang tersebar si seluruh Indonesia. Karena seluruh produksi yang dihasilkan dari sini, memang telah siap terserap dan memenuhi berbagai kebutuhan pasar” jelasnya.

Terakhir Wapres juga meminta kepada Gubernur Kepri Ansar Ahmad, untuk senantiasa mencermati berbagai potensi yang diperlukan untuk pangsa pasar internasional, Singapura khususnya.

“Dimana selanjutnya, kita bisa menangkap peluang, yang bisa dan sangat mudah dikembangkan. Selain sayuran yang sudah kita lakukan, kita juga bisa membuka produksi lain seperti kebutuhan daging-dagingan misalnya. Apalagi pasar Singapura masih sangat terbuka luas, dan ini harus bisa dimanfaatkan oleh Kepri” pinta Wapres yang kali ini ditemani Ibu Wuri Ma’ruf Amin.

Selama melakukan kunjungan, Wapres juga mendapatkan penjelasan mengenai proses produksi yang dilakukan dari mulai menanam hingga masa panen. Di mana semua itu dilakukan dengan proses produksi yang modern. Dari mulai fasilitas bercocok tanam hingga alat pendukung pertaniannya.

Seperti diketahui Batamindo Green Farm adalah areal tanam hidroponik modern terbesar di Indonesia yang memang dikembangkan untuk menghasilkan sayuran berkualitas tinggi dengan memanfaatkan pertanian modern yang tepat dan canggih.

Batamindo Green Farm sendiri tidak hanya fokus pada sayuran berkualitas tinggi, tapi juga menjalankan prinsip berkelanjutan dan ramah lingkungan, yang akan terus menghasilkan produksi sayuran segar kualitas ekspor dan bernilai tinggi.

Saat ini, Batamindo Green Farm tersebar di dua lokasi kawasan, yakni Batam, Kepulauan Riau dan Cikampek, Jawa Barat. Masing-masing di Batam berdiri di atas lahan seluas 50 hektar dan di Cikampek 150 hektar. Dengan volume produksi untuk Batam sekitar 5.700 mt dan Cikampek 22.300 mt dengan total 28.000 mt. (fik/ca)

Advertisement

Trending